Klasik, tapi terbaik. Maksudnya terbaik? Tidak usah dipikirkan, itu hanya supaya kalimatnya bersajak, haha
Tapi sungguhan, hari ini saya kembali diyakinkan bahwa memang tidak ada orang yang sempurna. Yang lebih penting, saya semakin yakin bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Terkadang, kita tidak menyukai seseorang karena kelakuannya yang minus di mana-mana. Orang bilang, nggak ada bagus-bagusnya. Padahal belum tentu lho. Itu tidak lain karena pandangan kita yang terbatas. Seperti melihat gunung yang terlihat gersang dari kejauhan tetapi ternyata kita bisa nemu tempat-tempat eksotis yang hijau bahkan danau yang luas.
Saya pernah merasa kurang suka dengan cara berbicara satu orang namun kemudian saya menemukan sejumlah kelebihan yang bahkan membuat saya terinspirasi. Di balik cara bicaranya yang ceplas-ceplos
Di hari ketika saya menyadari hal itu, saya kemudian teringat sebuah kutipan yang saya baca di berita meninggalnya Robin Williams beberapa waktu yang lalu: orang yang selalu berusaha membuat orang lain bahagia, kadang-kadang dia adalah orang yang paling sedih/paling kesepian.
Sampai akhirnya penemuan saya hari itu menyadarkan saya akan beberapa hal:
- Sejelek-jeleknya perilaku seseorang, tentu dia punya setidaknya satu hal baik dalam dirinya. Berlaku sebaliknya.
- Memang tidak ada manusia dengan kebaikan yang sempurna, utuh seratus persen. Entah sepersekian persen, ada sisi kurangnya. Ambil kata favorit saya di All of Me-nya John Legend, manusia itu punya perfect imperfection. :)
- Kita tidak bisa menjadi sempurna hingga bisa menyenangkan semua orang. Kita tidak pernah bisa menyenangkan semua orang dalam waktu bersamaan.
- Banggalah menjadi diri kita sendiri sembari memperbaiki kekurangan yang ada di sana-sini; bukan untuk menjadi pribadi sempurna, tetapi lebih pada usaha untuk meningkatkan kualitas diri.