Friday, 25 March 2016

Gokusen, J-Drama

Sejak menjadi guru, saya mulai tertarik dengan hal-hal 'berbau' guru; mulai dari buku, website, sampai film bertemakan guru dan atau pengajaran. Sejak itu pula saya mengenal dorama Jepang berjudul Gokusen.

Kilas balik sedikit.

Dulu, waktu kuliah, menonton drama Asia sama sekali tidak akrab dengan keseharian. Jangankan itu, nonton film saja malas rasanya, karena lama dan bikin ngantuk. Time flies, tanpa diduga saya teracuni juga dengan drama Korea. Mulailah saya menonton beberapa drama Korea. Terus terang saya kurang suka dengan bahasa Korea.

Maka beralihlah saya ke drama Jepang, gara-gara adik ipar yang sangat tertarik dengan Jepang, and I think Japanese sounds better. Singkatnya, tertariklah saya untuk menonton drama berjudul Gokusen.

Gokusen 1
Gokusen adalah drama yang menceritakan tentang kehidupan di sekolah menengah atas; fokus pada interaksi guru dengan muridnya. Ada tiga season plus satu Gokusen the movie (yang hampir semuanya sudah saya tonton), masing-masing punya 10-12 episode. Ketiga season mempunyai plot yang mirip. Tapi uniknya, saya -yang sering gampang bosan-, sama sekali tidak merasa bosan menontonnya.

Tokoh utama dari sekuel drama ini adalah Yamaguchi Kumiko, keturunan Oedo family, keluarga yakuza, yang menolak meneruskan bisnis keluarga dan memilih menjadi guru seperti orangtuanya. Di sekolah, dia selalu ditugaskan menjadi homeroom teacher atau wali kelas 3-D. Kelas ini dikenal penuh dengan anak-anak 'istimewa'. Tampilan mereka tidak seperti murid pada umumnya: rambut panjang dan dicat, baju dikeluarkan, berantakan. Begitu pula dengan kelakuannya. Mereka banyak berkelahi, malas belajar, tidur di kelas, bermain bola di kelas, dan kelakuan 'minus' lainnya.

Di setiap season, ada lima murid yang menjadi tokoh utama (di season 3 ada 6). Mereka bergiliran ditimpa masalah, yang kemudian menjadi inspirasi jalannya cerita tiap episode.
Gokusen 2
Pada awalnya, mereka tidak menyukai, bahkan membenci, semua guru. Mereka selalu berkata bahwa guru tidak bisa dipercaya. Bagi mereka, semua guru sama saja.

Sampai akhirnya Yamaguchi masuk ke kelas mereka. Sosoknya sangat berbeda dengan guru lain. Yamaguchi menekankan prinsip 'Saya harus percaya kepada murid'. Dia juga tidak menilai anak muridnya hanya dengan melihat tampilannya. Yang lebih penting lagi, dia punya kepercayaan bahwa sejelek-jeleknya anak murid, mereka pasti memiliki sisi baik.

Hasilnya, anak-anak kelas 3-D sedikit demi sedikit mulai mendengarkan kata-kata dari wali kelasnya. Mereka memberikan nama panggilan Yankumi untuk Yamaguchi. Belakangan, di dua season berikutnya, Yamaguchi menganggap anak muridnya sudah mulai dekat ketika mereka memanggilnya Yankumi.

Gokusen 3
Masalah demi masalah pun muncul; mulai dari masalah keluarga, perkelahian dengan murid sekolah lain, hingga kisah percintaan murid. Hampir semua episode dari masing-masing season memunculkan scene perkelahian. Karena saya kurang suka adegan kekerasan, biasanya scene ini saya skip.

Kekurangan dari drama ini, menurut saya, adalah plot yang mirip-mirip di satu episode ke episode berikutnya, bahkan di dua season selanjutnya.

Ada adegan rutin yang hampir selalu ada di akhir setiap episode: Yankumi berlari menuju tempat murid-muridnya 'dihajar' preman-preman, membuka dua kuncir rambut, membuka kacamata, mengibaskan rambut, dan akhirnya bertarung menyelamatkan murid-muridnya. FYI, Yankumi punya skill beladiri yang luar biasa. Buktinya, dia selalu bisa mengalahkan para preman yang menyulitkan murid-muridnya, dengan tangan kosong.

Meskipun begitu, buat saya, drama ini worth watching. Selalu seru menonton Gokusen. Banyak adegan lucu dan mengharukan yang masih tetap membuat efek yang sama, bahkan setelah ditonton beberapa kali. Ditambah pemain-pemainnya yang good-looking, banyak pula pesan-pesan yang saya suka dari drama ini.

Apa pesannya? Next time on other notes of Gokusen, insya Allah.

No comments:

Post a Comment

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...