Membuka lembar demi lembar, akhirnya ketemu sama dua buah cerita pendek yang hmm...begitu deh. Saya inget banget cerita pendek itu selesai ditulis dalam waktu singkat, satu atau dua hari. Daan..ditulis waktu sedang patah-hati patah-hatinya. Hahaha. Dan tidak sengaja, ending dari ceritanya adalah kematian dari pacar si tokoh utama. Sumpah, geli geli gimana gitu bacanya.
Nggak cuma cerpen; ternyata ada juga beberapa puisi patah hati. Aduhai.
---
Inspirasi-Momentum
Poinnya bukan soal patah hatinya, tapi tentang inspirasi menulis. Rupanya menulis terkadang bisa jadi lancaar jaya dalam kondisi tertentu. Kondisi yang menginspirasi, atau memotivasi. Momentum. Patah hati adalah salah satunya. Tentu saja masih banyak kondisi lainnya, yang seharusnya bisa memberikan inspirasi dan motivasi untuk menulis.
Nah, itu dia PR-nya: menciptakan kondisi yang menginspirasi dan/atau memotivasi untuk menulis; juga memanfaatkan momentum. Harusnya ketika hasrat menulis itu muncul, cepat-cepatlah direspon dengan membuat tulisan.
P.S. This post is an example of mine; untuk memanfaatkan momentum.