Juni lalu akhirnya daku memutuskan untuk mengirim abstrak Classroom Action Research (CAR) untuk acara tahunan LIA Colloquium (semacam seminar atau konferensi akademis), di menit terakhir deadline pengiriman abstrak.
It has been in my bucket list since long time ago. Beberapa tahun lalu pernah bertekad untuk mengirim full paper CAR, setidaknya sekali pas masih jadi guru di LIA. Baru kesampaian tahun ini. Dan berita baiknya muncul di email nggak lama kemudian,
my abstract was accepted! Itu artinya daku harus melanjutkan proses penulisan. Super excited sekaligus bingung harus mulai dari mana.
Singkat cerita, berselancarlah daku di internet, mencari-cari referensi terkait topik penelitian, mengunduh semua jurnal CAR yang pernah dipublikasikan LIA, mencari tau cara menulis paper, dan seterusnya dan sebagainya. Pokoknya banyak. Rasanya seperti nggak tau apa-apa dan harus banyak baca. Jadiii, ini adalah pertama kali menulis makalah penelitian setelah 10 tahun lamanya. Iya, terakhir kali daku membuat karya ilmiah ya pas skripsi dulu. Dan ilmu menulisnya sudah menguap tak tersisa. Hahaha.
Begitulah. So I started from zero (or even minus??).
Hampir dua bulan berlalu, si paper belum terlihat wujudnya. Bahkan membuat file Ms Word pun belum. Yang ada hanya sebuah folder berjudul CAR, dengan sederet file PDF berupa jurnal dan buku referensi. Beberapa sudah dibaca, beberapa baru disimpan saja. I was stressed out. Memang benar, semakin banyak baca, kita akan menemukan lebih banyak hal lagi yang ternyata belum kita ketahui. It hit me badly, membuat daku sulit memulai proses menulis.
Akhir Agustus, akhirnya paper pun mulai ditulis. Lancar? Boro-boro. Seiring banyaknya referensi yang dibaca, bertambah puyeng kepala awak. It's hard, really. Dengan tugas tugas utama lain yang harus dikerjakan, paper ini pun terpinggirkan. Nasibmu, nak.
Sayangnya, aktivitas lain pun jadi nggak maksimal dan nggak bisa dinikmati sepenuhnya karena terus kepikiran paper yang belum kelar.
At this time, akhirnya daku menguatkan niat untuk segera menyelesaikan tulisan. The power of kepepet sungguhan muncul kali ini. Kepepet deadline yang sudah semakin dekat: 30 September. Dimulai dengan mengeluarkan semua ide tulisan yang ada di kepala dan menuliskannya di buku catatan, memilah mana yang akan ditulis, menyalin judul masing-masing bagian dari paper yang sudah diterbitkan LIA, membuka kembali file-file kelas yang saya jadikan subjek penelitian, dan mulai mengetik. Memang benar kata dosen saya dulu waktu kuliah, jangan mulai menulis dengan mengetik di Ms Word karena kamu akan kehabisan ide. Lebih baik tuliskan dulu ide-ide pokoknya, baru mulai menuliskannya.
To make long story short, full paper selesai sekitar tiga hari sebelum tenggat waktu pengumpulan. Setelah mengirimkannya kepada senior untuk minta feedback dan grammar check, ku tutup semua jendela file di laptop dan mematikannya, mengendapkan tulisan. Sehari berikutnya, barulah tulisan dicek lagi, ditambah di sana-sini; sebelum akhirnya dikirim. Dini hari di tanggal 30 September ketika akhirnya paper terkirim, it felt so good, lega sekali rasanya. Tidurpun jadi lebih nyenyak di malam-malam berikutnya.
Just Do It
Kadang-kadang ketika kita bingung harus ngapain dulu, solusi paling okenya memang "udah, lakuin aja." Mulai aja dulu, nanti akan ada jalan terbuka ketika sungguhan berusaha. Atau kalau tidak pede macam daku, setidaknya tulis perkiraan langkah-langkah; hal apa saja yang akan dilakukan. As for me, setelah brainstorming tentang apa yang akan ditulis, ide-ide pun bermunculan seiring proses penulisan.
Paper untuk LIA Colloquium ini memang sudah selesai, tapi masih akan ada revisi dari tim seleksi. But for me, this is an achievement already. Tentu kalau dibandingkan teacher-researcher yang lain, I'm nothing tapi untuk pencapaian pribadi, it's something. Pengalaman menulis ini juga membuatku semakin respek dengan bapak ibu guru yang rajin menulis paper untuk penelitian tindakan kelas (PTK, istilah bahasa Indonesia untuk CAR) di tengah kesibukannya sebagai guru. They are amazing.