Singkat kata, saya menemukan istilah One Day One Post. Selama ini, saya hanya kenal One Day One Juz (ODOJ) dan One Day One Page (ODOP). Oh, rupanya ada pula program satu hari satu post. Setelah mencari ke sana kemari, bertemulah saya dengan page One Day One Post di Facebook. Kok ya saya baru ketemu sekarang. Tapi tak apa, pasti ada hikmah dibaliknya.
Nah, buat saya yang masih suka moody untuk menulis, padahal ngakunya suka menulis, saya dibuat malu oleh postingan di page One Day One Post. Berikut beberapa postingan yang membuat saya menaruh tangan di mata karena merasa tertohok dan malu sama diri sendiri (jangan tanya kenapa tangan saya lari ke mata-oot).
Mau nulis tapi nggak punya ide? Makanya banyak baca, bergaul, dan lebih peka. Ide bertebaran dimana-mana, tinggal mau dipungut atau dibiarkan saja.
Katanya mau jadi penulis dan menghasilkan buku? Masa nulisnya pas lagi mood doang? Kalau moodnya datang cuma tiga bulan sekali, piye?
Salah kegiatan yang menghambat kita menulis adalah, terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gadget. Mantengin whatsapp, bersosial media, behaha-hihi nggak jelas, dan sebagainya.
Agar bisa menulis setiap hari, maka paksalah diri sendiri. Jangan malas.
Jika aku menulis hanya ketika mood datang saja, maka hancurlah sudah mimpi itu. Aku tidak akan menjadi penulis.
Jika saya menunggu mood baru kemudian menulis, maka tulisan saya itu tak akan pernah ada. Menulis itu boleh jadi sama dengan menikah, harus disegerakan!
No comments:
Post a Comment