Big Bad Wolf Book Sale. Pertama kali melihatnya sekitar awal tahun 2017; seketika tertarik karena mengetahui bahwa itu adalah pameran buku berbahasa Inggris.
Time went by dan BBW terlupa begitu saja. Akhir April lalu, akhirnya berkesempatan mengunjungi
book sale yang katanya ditunggu-tunggu oleh banyak orang itu.
Sebelum berangkat, ada satu berita negatif yang menurunkan minat: rame banget, ngantri untuk bayar bisa sampai satu jam! Wow! Tapi akhirnya kami (saya, suami, dan adik-adik) berangkat jua, dengan niat "Buat pengalaman. Kalau menarik ya bisa dateng lagi, kalau nggak ya, cukup tau aja".
Mengingat kabar yang sudah terlanjur didengar sebelumnya, kami memutuskan berangkat di malam hari, sekitar jam8.30. Harapannya, sudah tidak terlalu ramai pengunjung jadi kami tidak harus mengantri lama kalau nanti akhirnya kami beli buku. Sesampainya di ICE, rupanya masih banyak pengunjung yang baru masuk ke area pameran. Surprise pertama: melihat tidak sedikit orang yang bawa koper ke dalam. Udah macem di bandara 😁
Di BBW ini, pintu masuk dan pintu keluar dibuat berjauhan; jadi pengunjung tidak masuk dan keluar dari pintu yang sama. Mungkin supaya tidak perlu berdesakan kali ya. Di dekat pintu masuk, kami disambut deretan buku berbahasa Indonesia, sebagian besar (atau malah semuanya) terbitan Mizan. Karena tidak ada yang menarik hati, perjalanan berlanjut ke area berikutnya.
All english books.
Buku Apa Saja?
Di Big Bad Wolf, kita bisa menemukan buanyaaak sekali buku berbahasa Inggris; dalam berbagai bentuk dan rupa. Jumlah kategori bukunya juga lumayan banyak; mulai dari fiksi (yang masih terbagi menjadi general fiction, romance, classic literature, short-story with picture), buku kumpulan aktivitas untuk anak-anak, masak-memasak, bercocok tanam, kerajinan tangan, buku referensi (termasuk kamus), biografi, musik, hingga olahraga. Buku-buku dalam kategori yang sama diletakkan di satu keranjang besar dan diberi keterangan, sehingga mudah bagi pengunjung untuk mencari buku berdasar kategori.
Harga?
Buku-buku bahasa Indonesia yang dipajang di deretan dekat pintu masuk dibanderol mulai 15.000 rupiah. Sedangkan buku berbahasa Inggrisnya dijual dengan beragam harga; ada yang 30.000 rupiah, 50.000, 65.000, 85.000; sampai 300.000 rupiah juga ada. Untuk novel (bagian yang koleksinya paling lama saya telusuri), rata-rata dilabeli harga antara 50-85.000.
Dan sejujurnya, saya
nggak tahu harus bilang itu murah atau mahal 😁
Pelayanan dari Penyelenggara
Di dalam ruangan, banyak petugas yang berada di dekat tumpukan buku-buku. Mereka berpakaian khusus, sehingga mudah dikenali. Keberadaannya membantu para pengunjung yang ingin sekedar bertanya hingga minta dibantu untuk mencari buku tertentu.
Sedangkan untuk pembayaran, ternyata memang benar berita yang sudah sampai di telinga saya sebelum berangkat: antriannya panjaaang. Waktu sudah menunjukkan pukul 12.20an (pagi) saat kami akan membayar belanjaan buku, dan antrian masih juga panjang. Sebenarnya, jumlah kasirnya cukup banyak; tapi masih belum sebanding dengan jumlah pengunjung. Sudah begitu, antrian juga bergerak lambat. Ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh banyaknya buku yang dibeli oleh pengunjung. Untungnya, kami mendapat
shortcut untuk membayar. Saat itu kami sudah berada di antrian selama lima belas menit, dan baru bergerak sekitar dua kali. Salah satu petugas menghampiri dan mengajak beberapa pengunjung untuk membayar di kasir lain; di area luar antrian.
Alhamdulillah kami terangkut ke kasir spesial; jadi tidak perlu menunggu lebih lama lagi.
Begitulah, pengalaman belanja hingga dini hari di Big Bad Wolf.
Maybe I'll come again next year if they have it in Jakarta.
Overall, saya menikmatinya. Terutama karena ini pengalaman pertama ke bazaar buku sampai pagi. Menghirup udara dini hari rupanya seru juga. Minusnya, seperti mengelilingi book sale atau pameran buku pada umumnya, kaki pegel-pegel; ditambah kantuk yang membuat mata berat memilih-milih buku yang jumlahnya bejibun.
|
Malam sudah larut, tapi masih ramai pengunjung.
Nggak berdesakan sih, tapi RAMAI |
|
Antrian udah mirip kaya di supermarket,
Bedanya, troli dan keranjang isinya buku semua |
P.S. Sepengamatan saya, pengunjung membayar dengan kartu; entah debit atau credit card. Tapi kalau berniat memborong, mending gitu sih daripada bawa-bawa duit banyak di dompet.