Sunday, 7 May 2017

Hujan: Dibenci dan Dicintai

"Yaaah...ujan"
"Alhamdulillah ujan"
"Untung ujan!"
"Ujan, ga jadi jalan-jalan deh kita"
"Ujan-ujanan yuk!"
"Hmmm...bau tanah basah. Enak!"
"Bikin teh panas enak nih, ujan-ujan"
"Ujan?? Padahal baruu aja jemur"
"Duh, bakal macet nih pasti kalau ujan begini".

Saat titik titik hujan  mulai turun, akan ada berbagai kata yang manusia ucapkan; manakah yang lebih sering kita ucapkan?
----
Hujan, keberadaannya dibenci tetapi juga dicintai. Seperti halnya matahari. Dan dua-duanya tak peduli apa anggapan yang tertuju kepadanya; mereka akan tetap ada karena sudah ditugaskan oleh Sang Pencipta mereka.
----
Beberapa waktu yang lalu, saya mengunjungi sebuah tempat wisata. Bersama saya, anak-anak remaja yang baru usai berjuang menghadapi ujian. Sampai di tujuan, hujan mendadak turun. Nggak mendadak juga sebenarnya, karena sebelumnya sudah ada sinyal berupa langit yang mendung.

"Coba kalau nggak hujan ya, miss, kita bisa main ini itu. Kenapa sih mesti ujan?" Kira-kira seperti itu gumaman anak murid saya saat kami berjalan bersama menggunakan payung menerobos hujan, demi melihat-lihat sekitar lokasi wisata. Saya tertawa pelan; menyadari bahwa saya juga sempat terlintas hal yang sama.

"Padahal hujan kan berkah ya, miss, tapi kan kalau kaya gini kadang sebel juga", satu kalimat lagi dari si anak murid. Dan satu lagi anggukan saya meng-amin-i kata-katanya. Kami lalu mengobrol, sedikit tentang hujan, mencoba berdamai dengan hujan yang 'mengganggu' agenda wisata kami.

brilio.net
Di ujung gerbang, ketika kami harus mengembalikan payung kepada si penyewa, terdengar lagi satu celetukannya semacam ini "Ujan begini emang rejekinya yang nyewain payung ya". That's it!

Sungguh, pengetahuan kita sangatlah terbatas ya. Ketika kita mengira sesuatu yang terjadi membuat kita merugi; ternyata di sisi lain, dia memberi kebahagiaan untuk orang lain; mungkin di sisi dunia yang sedikit berbeda dengan kita.

Hujan yang dicaci oleh sejumlah orang, ternyata membawa berkah, rezeki bagi adik-adik dan bapak-bapak yang menyewakan payung sore itu. Begitu pula dengan sejumlah penjaja makanan dan minuman. Mereka mendapat rezeki lewat pengunjung yang ingin mencari kehangatan atau sekedar mencari tempat berteduh.

Allahumma shoyyiban naafi'an. Ya Allah, turunkahlah hujan yang bermanfaat. (

No comments:

Post a Comment

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...