Thursday, 7 May 2020

#StayAtHome dan Segala Hal Baiknya

Ini sudah hari  ke-50sekian #StayAtHome, sejak diberlakukannya karantina dan work from home gara-gara Coronavirus outbreak. Jangan tanya seberapa bosannya. Biasanya #StayAtHome menjadi hal yang ditunggu-tunggu setelah beraktivitas selama lima hari. Sekarang sebaliknya.

Kalau cuma mikirin jeleknya, karantina pribadi yang dikuatkan dengan perintah lockdown dari pemerintah ini emang menyebalkan bagi mereka yang terbiasa keluar rumah untuk kerja, jalan-jalan, belajar di sekolah, makan di restoran, nongkrong, atau sekedar belanja di minimarket terdekat. Take me for an example. Tapi kalau dicermati lagi, sebenernya lockdown akibat Corona ini bisa jadi blessing in disguise, atau bahasa kerennya; ada hikmah di balik musibah. Apa iya? Coba ya kita bahas satu per satu.

1. Family time jadi lebih banyak
Untuk mereka yang harus bekerja, menuntut ilmu, atau beraktivitas lain di rumah, adanya lockdown atau WFH atau karantina ini membuat waktu bersama keluarga menjadi lebih banyak. Yang biasanya berangkat pagi pulang petang, jadi bisa lebih "santai". Yang tadinya tidak pernah makan siang di rumah bareng keluarga, jadi "dipaksa" harus makan bareng.

Kesempatan untuk berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya tentu bertambah pula, ngobrol-ngobrol dengan topik random, misalnya.   Seharusnya (iya, secara teori) semakin banyak interaksi, semakin lekat pula hubungan antar anggota keluarga.

2. Menghemat uang?
Bagi para jajaners, atau tukang jajan macam ogut, lockdown ini tentu membuat uang jajan jadi aman di dompet. Sekali dua kali lah order lewat aplikasi online, tapi jelas tidak sebanyak jika kondisi normal.

Sayangnya ini tidak berlaku bagi para pelajar yang masih mengandalkan uang dari orang tua untuk jajan, hihihi. Gapapa lah ya, toh makan udah ditanggung di rumah.

3. Punya waktu luang yang lebih banyak
Belajar atau kerja di rumah tentunya lebih fleksibel secara waktu. Kita bisa mengerjakan secepat mungkin untuk berleha-leha kemudian. Lain halnya kalau harus ada di sekolah atau tempat kerja, yang dibatasi oleh jadwal dan jam kerja.

Bahkan, sejumlah sekolah pun memangkas jam belajar siswa-nya; yang otomatis menambah waktu luang untuk mereka; juga gurunya, of course

Nah, waktu luang ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, semacam mempraktekkan resep baru, membaca tumpukan buku yang belum dibaca, menulis, mencoba hobi baru, atau berolahraga. Yang lebih bagus lagi, kita bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah, seperti menghafalkan surat Qur'an yang baru, mendengarkan lebih banyak ceramah, memanjangkan doa, dsb.

Syarat punya waktu luang lebih banyak ini tentunya adalah disiplin dalam mengatur waktu. Ada juga yang malah blunder; menunda-nunda mengerjakan tugas, lebih berat main game, sehingga harus ngebut saat deadline sudah di depan mata. Ini sih, namanya jebakan waktu luang. Hmmmm...Rasanya pengen nunjuk diri sendiri. ðŸ˜”

4. Latihan menahan diri
#StayAtHome memaksa kita untuk latihan bersabar. Bersabar untuk tidak keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak. Bersabar untuk tidak bertemu langsung dengan teman-teman. Bersabar untuk tidak banyak mengeluh. Patience is a virtue; kesabaran itu salah satu kebaikan, ya kan? Yaaa, walaupun lebih mudah diucapkan daripada dipraktikkan, tapi it's worth trying!

Setidaknya empat itu lah, hal baik yang bisa diambil dari #StayAtHome. Semoga Corona segera pergi, kita bisa beraktivitas normal, tanpa meninggalkan hal baik yang sudah kita bangun selama #StayAtHome.

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...