Saturday, 30 June 2012

Ironi Secangkir Teh Panas

'kawan' aneh secangkir teh panas
Kembali berkisah tentang teh dan kopi.
Kali ini bukan tentang teh dan kopinya, tetapi tentang bagaimana cara saya menyesap keduanya belakangan ini..

Beginilah realita nge-teh pada sebuah pagi di jakarta..
Kalau biasanya kita minum teh atau kopi panas di pagi hari demi mendapatkan kehangatan, di ibukota ini semua berubah menjadi ironi..(tragis bener sepertinya, hehehe)

Karena suhu yang hampir selalu panas, bahkan di pagi hari (seperti posting saya sebelumnya di Suhu Jakarta Membara); maka rutinitas minum teh atau kopi panas bukan lagi sarana memperoleh hawa hangat, tapi sekedar pemuas dahaga.. =)

Maka gambar sebelah ini sungguh-sungguh terjadi di salah satu sudut kota Jakarta, dimana saya mengerjakan pekerjaan, ditemani teh panas dan kipas angin yang menyala..

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya,
lain Jogja lain Jakarta..
tak ada yang bisa dilakukan selain menikmati yang ada..

berdamai dengan semua yang kita punya, insyaAllah bahagia =)

Tuhan Selalu Baik Hati

Percakapan malam seorang hamba dengan Tuhannya:

"Tuhan, katanya Engkau Maha Kaya, Maha Pemberi, Maha Pemilik Segalanya; tapi kenapa dua permintaanku dua bulan kemarin saja belum Engkau kabulkan? Adakah permintaan itu sulit, Tuhan?"

"Kau benar hambaKu, Aku punya segala yang tidak kau punya. Aku pun malu jika engkau meminta tapi Aku tidak memberi apa yang kamu minta"

"Lalu, kenapa tak Kau kabulkan permintaanku yang dua itu?"

"Adakah hanya dua hal itu yang kau inginkan? Tak ingatkah engkau akan apa-apa yang telah Aku beri, yang bahkan engkau tak memintanya?"

Si hamba pun tercenung, mengingat rezeki tak disangka yang baru saja diterimanya siang tadi. Pun ia kembali teringat akan keselamatan yang Tuhan berikan saat terjatuh dari sepeda motor tanpa luka pagi tadi. Ia pun malu.

"Engkau benar Tuhan. Terimakasih atas semua yang telah Engkau anugerahkan padaku hari ini, pun kemarin-kemarin. Malam ini aku tak meminta apapun, Tuhan"

Tuhan tersenyum di atas sana.

Kita sering lupa atas apa yang telah kita miliki. Luput mensyukuri segala yang sudah ada di genggaman tangan, sedangkan yang jauh di sana selalu ingin kita dekati tanpa menjaga yang kita punya.


Tuhan selalu baik. Dia memberi apa-apa yang bahkan tidak kita minta. Kalaupun permohonan kita tak jua dikabulkannya, mungkin itu tanda Dia masih rindu pada kita. Rindu mendengar alunan doa kita setiap saat. 


Dia pun hanya meminta kita untuk menunggu permintaan kita dikabulkan, atau mengganti permintaan kita dengan pemberian yang lebih baik...

Sunday, 24 June 2012

of what so called: Rindu

Buatku, kata rindu ini selalu ajaib..
Rindu itu ajaib, karena merupakan hasil sintesis antara jarak dan waktu dengan rasa-rasa luarbiasa yang muncul (dan beberapa masih)  di masa lalu.

Kita rindu pada keluarga, sahabat, teman, tempat, bahkan benda yang tidak ada dalam jangkauan terdekat kita, yang dengannya kita dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Kita rindu pada kebiasaan atau hal-hal sering kita lakukan dulu,
Rindu pada aktivitas-aktivitas yang kini tak lagi dilakukan,

how I miss standing on the beach
uniknya, bukan cuma hal-hal menyenangkan yang menjadi bahan kerinduan kita, tetapi hal-hal yang bodoh pun seringkali kita rindukan..

bagi yang tak mampu menahan diri, rindu itu dera siksa
bagi yang bisa menikmati? nooo problemooo


kala rindu itu menyapa, mungkin beberapa dari kita tak kuasa untuk mengulik masa lalu dan tak jarang berurai air mata karenanya..


jikalau kita belum bisa menuntaskan rindu, kirimkan saja rasa ajaib itu ke langit,

lewat lantunan doa untuk mereka yang kita rindukan untuk berjumpa,

dengan sebongkah harapan untuk kembali bersua dengan mereka,

untuk bisa melakukan hal yang kita rindu..

Secangkir Teh (yang kini berarti)

secangkir teh itu..
kini punya arti..

Akhir-akhir ini sepertinya saya lebih sering menyeduh teh daripada kopi.
yak..orang-orang terdekat saya tahu saya cinta banget sama kopi..
mudah-mudahan mereka tidak kecewa kalau tau saya sudah berpindah ke lain hati (hatinya teh, hehehe)...

Kebiasaan: Once you leave it for long time, it may disappear once you come back
Terasa sekali kebenaran kalimat ini..
waktu dan keaadaan sekarang ini sangat tidak mendukung untuk bisa menyeduh kopi di tiap awal hari. Karena satu dan lain hal, akhirnya saya memutuskan untuk lebih menahan diri tidak menyentuh kopi setiap hari.
Walau tidak rela pada awalnya, saya tetap berusaha mengurangi level kecanduan saya pada si minuman eksotis =) . "Toh juga mengurangi minum kopi itu baik kok.. " itu kata-kata penghiburan yang ampuh untuk meredam gelombang penolakan, hehehe
Seiring bergantinya detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, dan seterusnya; rasa-rasanya saya jadi mengalami semacam penurunan ketertarikan pada kopi.
Kalo dulu, waktu masih di kosan, begitu jarum jam sudah beranjak dari angka 6 di pagi hari, saya sibuk menengok air panas di termos, memastikan ada amunisi untuk secangkir kopi pagi. Sekarang? I found it different way. Saya lebih sering mencari teh, bukan kopi.

The fact is that saya mulai mencari alternatif ketika kemungkinan menyesap kopi tiap pagi tidak lagi terbuka lebar seperti dahulu. Teh berhasil memikat lidah untuk terus melekat. Sepertinya saya mulai jatuh cinta sama teh sejak mencicipi teh merek T*** D**, yang kemudian tambah jatuh waktu nyobain teh 2 T*** (merk sementara disembunyikan =)

Nahhh..kembali ke perubahan kebiasaan.
sama lah dengan kemampuan kita yang ga pernah dilatih dan kemudian hilang; berpindah hati dari kopi ke teh ini pun menyimpan filosofi perubahan yang sama.
Sekali kita meninggalkan kebiasan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah: kita lupa sama sekali dengan kebiasaan lama; atau masih inget-lupa-inget atau lapa-lupa-inget.

it will be surely fine untuk kebiasaan buruk (semacam ngopi tiap hari mungkin, hehehe). tetapi untuk kebiasaan  baik? JANGAN SEKALI-KALI

Friday, 22 June 2012

no choice no life

bahwa bahagia atau sedih itu adalah pilihan
bahwa berdiri tegar atau menangis lemah itu adalah pilihan
bahwa berbuat baik atau buruk itu adalah pilihan


bahwa bersyukur atau mengeluh itu juga pilihan
sebagaimana berhenti atau lanjut mengejar mimpi itu juga pilihan


semua yang akhirnya terjadi adalah pilihan kita.
tak ada ampunan atas kata-kata 'aku ngga punya pilihan lain',
karena apapun keadaannya, kita selalu punya kesempatan untuk memilih
dan hak memilih itu sepenuhnya berada di tangan kita,


make your own choice  and cheers! 

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...