Kita mungkin ngga asing lagi dengan
istilah fobia; yang gampangnya bisa diartikan sebagai 'rasa takut terhadap
sesuatu', sehingga cenderung menghindari sesuatu tersebut. Ada banyak macam
fobia yang kita ketahui. Misalnya, phasmaphobia
(takut sama hantu), arachnophobia
(takut laba-laba), dan sebagainya. Mulai dari yang wajar, agak aneh, sampai
aneh banget; semuanya ada.
Nah, kali ini saya berkesempatan membaca
artikel di Daily Mail, yang ngomongin
tentang Nomophobia. Pernah dengar? Kalau saya baru pertama
kali dengar ada nama fobia semacam itu, despite
lebih banyak lagi lainnya yang saya juga belum tau sih, hehe.
Fobia ini termasuk unik menurut
saya. Setelah beberapa waktu lalu menemukan istilah unik 'demensia digital'
(saya belum mendapat sumber lebih jauh, tapi saya pahami ini sebagai semacam
pikun akibat terlalu sering mengandalkan produk teknologi), nomofobia menjadi
yang kedua. Keduanya juga disebabkan oleh faktor serupa, yaitu perkembangan
teknologi komunikasi.
Apa itu Nomofobia?
Nomofobia adalah singkatan dari no mobile
phone fobia. Dari sini, tentu gampang ditebak kalau nomofobia
berhubungan dengan handphone yang hampir setiap orang memilikinya.
Yup,
nomofobia itu istilah yang dipakai untuk menyebut perasaan gelisah, takut, atau
cemas yang dialami orang waktu berjauhan dengan hapenya. Kebanyakan dialami
sama kaum remaja yang umurnya 17-25 tahun. Kategori terbesar kedua berada di range
umur 25 sampai 34 tahun. Daaaaan... sebagian besar dari kasus nomofobia ini
terjadi pada kaum perempuan. Hmmm..kira-kira hubungannya apa ya?
Menurut artikel di Daily Mail (25/5/2012), di UK, hasil
survei menunjukkan kalau 66% dari seribu orang mengalami nomofobia; bahkan
jumlahnya cenderung naik. Menurut saya sih
wajar banget, apalagi mengingat munculnya macem-macem varian ponsel model
smartphone. Kalau diadakan survei serupa di Indonesia, mungkin persenannya bisa
jadi lebih tinggi.
Gejala Nomofobia
Para nomofobian ini bakal terlihat
sangat gelisah, kadang ngga percaya diri, dan takut pas mengalami ini:
- sinyal di handphone ilang-ilang-an
atau ilang beneran
- lupa ngga bawa handphone saat
bepergian
- lupa naruh hape
Tanda-tanda lain:
- Hape selalu dalam pengawasan.
Ke toilet atau kamar mandi sekalipun; hape biasanya dibawa serta.
- Hape selalu dipegang dan sering
banget dilihat; meskipun ngga ada pesan ataupun panggilan yang harus
direspon
- Waktu bangun tidur, hape jadi
barang pertama yang bakal dicari
- Sering nengok handphone saat
ngobrol dengan orang lain; malah mungkin lebih sering liat hape daripada
lawan bicaranya
- buru-buru isi ulang baterai;
biar hape ngga sampai mati
- hampir ngga pernah matiin
handphone dengan sengaja, kecuali kepepet. ex: di pesawat atau baterainya
beneran habis
So, marilah mulai menjadi lebih bijak dalam menggunakan hape dan perangkat sejenis lainnya, terutama saat kita sedang berinteraksi dengan orang lain. At least, kita tau kapan bisa 'ngautis' sama hape dkk dan kapan harus 'meminggirkannya' sejenak.
Sekian :)
No comments:
Post a Comment