Judulnya agak lebay ya? :) Tapi semoga isinya engga. This is just my thought, based on true story. Enjoy!
Wholesale price alias harga grosir sering menarik minat para
pecinta shopping lantaran lebih murah dibanding harga eceran. Di Indonesia,
banyak sekali pilihan tempat untuk berbelanja barang-barang yang sama seperti
kelontong; mulai dari warung tradisional deket rumah, toko kecil, alfa**** atau
indo***** yang jumlahnya udah ngga ketulungan banyaknya, hyper****, care****,
sampai toko grosiran semacam lotte**** yang tokonya luas dan barangnya
buanyaaak. maaf bukan promosi.
Kalau disuruh milih, kira-kira mending belanja di toko yang
model penjualannya eceran atau grosir, ya?
Masing-masing dari kita pasti punya pilihan sendiri. Dari
pengalaman beberapa waktu kemarin dan juga sebelumnya, saya merasa bahwa
belanja di toko grosir tidak selamanya ‘hemat’. Memang sih, harganya lebih murah
dibanding toko eceran. Mungkin karena mereka belinya dalam skala
besar, jadi (mungkin) dapet harga lebih murah dari pabriknya.
Tapi nih ya, terutama buat yang suka tergiur barang-barang
berlabel ‘lebih murah dari toko sebelah’ seperti saya, ada baiknya
hati-hati. Bisa jadi kita pulang dari toko grosiran membawa barang-barang yang
ngga ada di daftar belanja, karena jurus aji mumpung murah sukses dipraktekkan.
Alhasil, uang yang keluar pun bukannya lebih sedikit, tapi membengkak.
Setelah mendapat barang yang diburu, langsung mlipir kemana-mana..“Wah, beli sabun ini
lebih murah di sini lho. Sekalian aja yuk?.“Kan masih ada di
rumah."
“hehe.. tapi gapapa
kali buat cadangan. Mumpung murah”.
“hehe.. tapi gapapa kali buat cadangan. Mumpung murah”.
Nah! Di situ kalimat ampuhnya: “gapapa buat cadangan”
“mumpung murah”, etc. Dan sesi belanja pun berakhir dengan
pengeluaran yang lebih besar dari yang sudah dianggarkan dan jumlah barang yang
lebih banyak di tas.
picture taken from www.balibali.jp |
Grosir atau eceran?
Semua ada baiknya
Well, sebenarnya
tha’s really okay. Selama budget masih ada dan yang dibeli adalah barang bermanfaat.
Dari situ, saya pikir belanja di wholesale
bakalan lebih tepat kalau:
- Kita memang perlu beli barang dalam jumlah besar atau memang ingin membeli cadangan untuk beberapa waktu ke depan. Beberapa barang di toko grosir mengharuskan kita membeli lebih dari satu barang, meskipun ada juga yang boleh ngambil satuan.
- Ada cadangan uang (untuk belanja) entah di ATM atau di dompet; karena kemungkinan untuk belanja di luar daftar hampir selalu ada
Banyak pilihan tidak selalu memudahkan
Dalam kasus wholesale ini, saya jadi keinget satu hal tentang banyaknya pilihan
yang ada di hadapan kita; when the choice is in our hands. Terkadang, kita
punya banyak pilihan, kadang juga sedikit. Dan kadang, kita mengeluhkan salah
satu atau keduanya.
The thing is, banyak pilihan itu
terkadang memang memudahkan kita untuk membandingkan. Tapi di kasus tertentu,
mungkin malah jadi membingungkan. Jadi, yang paling baik untuk menghadapi kedua
situasi tersebut adalah dengan bijak memilih. Caranya? Analisis positif negatif
dari masing-masing pilihan. That’ll be all.