Saturday, 26 March 2016

Sajak Favorit

Saat Hujan
Tere Liye

Berteriaklah di depan air terjun tinggi,
debam suaranya memekakkan telinga
agar tidak ada yang tahu kau sedang berteriak

Berlarilah di tengah padang ilalang tinggi,
pucuk-pucknya lebih tinggi dari kepala
agar tidak ada yang tahu kau sedang berlari

Termenunglah di tengah senyapnya pagi,
yang kicau burung pun hilang entah ke mana
agar tidak ada yang tahu kau sedang termangu

Dan, menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada yang tahu engkau sedang menangis, Kawan

Perasaan adalah perasaan.
Tidak kita bagikan, dia tetap perasaan.
Tidak kita sampaikan, ceritakan, dia tetap perasaan.
Tidak berkurang satu helai pun nilainya.
Tidak hilang satu daun pun dari tangkainya.

Perasaan adalah perasaan,
Hidup bersamanya bukan kemalangan.
Hei, bukankah dia memberikan kesadaran:
betapa indahnya dunia ini?

Hanya orang-orang terbaiklah yang akan menerima kabar baik.
Hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan menerima hadiah indah.

Maka nasihat lama itu benar sekali,

Menangislah saat hujan,
ketika air membasuh wajah
agar tidak ada orang yang tahu kau sedang menangis, Kawan.


Note:
Ini adalah sajak favorit saya di buku kumpulan sajak bang Tere Liye yang berjudul Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta. Ada 24 sajak di sana, yang semuanya, menurut saya, bagus; ditulis dengan tema dan pilihan kata khas Tere Liye.

Dan sajak di atas, saya menyukainya karena saya sepakat dengan penulis, bahwa perasaan itu tidak selalu harus dikatakan. Cinta tidak melulu harus diumbar, digaungkan; apalagi via media sosial seperti yang banyak terjadi hari-hari ini. 

Begitu pula dengan perasaan sedih, kecewa, dan sebagainya, tidak selalu harus ditunjukkan kepada orang, apalagi jika hanya mengundang hal negatif. Cukup disimpan saja untuk sendiri. Pun kalau mau berbagi, berbagilah dengan Sang Pencipta segala jenis perasaan, itu lebih aman. Atau kalau memang harus disampaikan kepada orang, tentu harus mempertimbangkan waktu dan suasana yang tepat.

Keluarga Buah "Berry" (Part 2)

Yak, melanjutkan postingan selanjutnya tentang keluarga buah berry, berikut beberapa tambahannya. Check 'em out!

#4 Raspberry

blogcounter.com
Ini nih buah yang sempat menjadi pembahasan sama suami waktu ngeliat resep masakan (belakangan kami suka menonton video pembuatan makanan ala-ala barat-teet..OOT). Rupanya tebakan saya juga salah. wkwk

Pertanyaan pertama saya waktu melihat gambar Raspberry adalah 'itu beneran bolong di bagian tengahnya?'. Setelah dicari tau, ternyata memang demikian. Setelah tangkainya diambil, buah ini jadi berongga.

Buah yang dikenal berwarna merah ini ternyata memiliki varian warna lain, seperti hitam dan ungu. Raspberry hitam sering dipertanyakan perbedaannya dengan blackberry. Sekilas memang mirip, tapi jika diperhatikan lagi akan terlihat perbedaannya. Ada pula hasil persilangan antara raspberry dengan blackberry, yang diberi nama Tayberry.

Manfaatnya? Selain untuk diolah menjadi selai dan makanan lainnya, buah yang mengandung vitamin C ini bisa mencegah kanker, menyembuhkan sariawan, dsb.


#5 Cranberry 

Bentuknya mirip seperti blueberry, hanya saja berwarna merah dan mengkilap. Buah yang masam ini biasa diproses menjadi jus atau sauce, dikeringkan, digabungkan dengan bahan makanan lain dalam masakan, atau menjadi hiasan di kue seperti muffin. Dari segi kesehatan cranberry ini dikenal bisa menyembuhkan Urinary Tract Infection alias ISK, juga melindungi diri dari kanker dan penyakit jantung serta hati.

Cranberry tumbuh baik di belahan bumi sebelah utara, dengan US sebagai pemasok terbesar. Nggak heran kalau kita di Indonesia sedikit kurang familiar dengan buah ini.


en.wikipedia.org
Oh ya, satu lagi, nama buah ini dipakai juga lho oleh sebuah rock band dari Irlandia tahun '90an, The Cranberries.

#6 Huckleberry
Sebelum membaca tentang anggota keluarga Berry, setau saya Huckleberry adalah nama tokoh sebuah novel yang saya jadikan bahan skripsi. Eh, ternyata dia juga nama buah yang populer di Amerika. Tampilannya sekilas mirip sekali blueberry. Bedanya, huckleberry tidak bergerombol, tapi individual di tangkainya.   


Rasanya bervariasi, dari masam-manis. Sebagaimana keluarga berry lainnya, huckleberry bisa juga dijadikan selai, sirup, atau topping makanan. Selain manusia, hewan seperti beruang dan burung juga suka lho mengonsumsi buah ini.

#7 Mulberry
www.eattheweeds.com
Ini nih anggota keluarga berry yang spesial dan memorable buat saya. Kenapa? Karena ternyata saya sudah akrab sama buah ini waktu masih kecil dan tinggal di desa. Saya bahkan mengenalnya sebelum mencicipi strawberry yang disebut sebagai anggota berry paling terkenal. 

Mulberry ini saya kenal dengan nama 'murbei'; sering saya jumpai dan petik dari kebon tetangga. Rasanya asem-manis. Warnanya mulai dari hijau keputihan, merah, dan ungu gelap kalau sudah matang. Pohonnya bertangkai kecil, dan daunnya (ternyata) merupakan makanan ulat sutera. Mulberry punya kandungan anthocyanin yang fungsinya seperti antioksidan, yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh.

Dan seperti blackberry, Mulberry bukan cuma nama buah, tapi juga brand name. Adalah perusahaan fashion yang berasal dari UK, yang terkenal dengan produk tas wanitanya, yang menggunakan Mulberry sebagai merek.  

Friday, 25 March 2016

Rindu

Hello, beaches ... Long time no see, huh?

Jimbaran 2011

Kuwaru, 2011

Anyer, 2014
Tanjung Pasir, 2014

       


  I think I miss you a lot, like A LOT.

Hope to see you, soon.

Gokusen, J-Drama

Sejak menjadi guru, saya mulai tertarik dengan hal-hal 'berbau' guru; mulai dari buku, website, sampai film bertemakan guru dan atau pengajaran. Sejak itu pula saya mengenal dorama Jepang berjudul Gokusen.

Kilas balik sedikit.

Dulu, waktu kuliah, menonton drama Asia sama sekali tidak akrab dengan keseharian. Jangankan itu, nonton film saja malas rasanya, karena lama dan bikin ngantuk. Time flies, tanpa diduga saya teracuni juga dengan drama Korea. Mulailah saya menonton beberapa drama Korea. Terus terang saya kurang suka dengan bahasa Korea.

Maka beralihlah saya ke drama Jepang, gara-gara adik ipar yang sangat tertarik dengan Jepang, and I think Japanese sounds better. Singkatnya, tertariklah saya untuk menonton drama berjudul Gokusen.

Gokusen 1
Gokusen adalah drama yang menceritakan tentang kehidupan di sekolah menengah atas; fokus pada interaksi guru dengan muridnya. Ada tiga season plus satu Gokusen the movie (yang hampir semuanya sudah saya tonton), masing-masing punya 10-12 episode. Ketiga season mempunyai plot yang mirip. Tapi uniknya, saya -yang sering gampang bosan-, sama sekali tidak merasa bosan menontonnya.

Tokoh utama dari sekuel drama ini adalah Yamaguchi Kumiko, keturunan Oedo family, keluarga yakuza, yang menolak meneruskan bisnis keluarga dan memilih menjadi guru seperti orangtuanya. Di sekolah, dia selalu ditugaskan menjadi homeroom teacher atau wali kelas 3-D. Kelas ini dikenal penuh dengan anak-anak 'istimewa'. Tampilan mereka tidak seperti murid pada umumnya: rambut panjang dan dicat, baju dikeluarkan, berantakan. Begitu pula dengan kelakuannya. Mereka banyak berkelahi, malas belajar, tidur di kelas, bermain bola di kelas, dan kelakuan 'minus' lainnya.

Di setiap season, ada lima murid yang menjadi tokoh utama (di season 3 ada 6). Mereka bergiliran ditimpa masalah, yang kemudian menjadi inspirasi jalannya cerita tiap episode.
Gokusen 2
Pada awalnya, mereka tidak menyukai, bahkan membenci, semua guru. Mereka selalu berkata bahwa guru tidak bisa dipercaya. Bagi mereka, semua guru sama saja.

Sampai akhirnya Yamaguchi masuk ke kelas mereka. Sosoknya sangat berbeda dengan guru lain. Yamaguchi menekankan prinsip 'Saya harus percaya kepada murid'. Dia juga tidak menilai anak muridnya hanya dengan melihat tampilannya. Yang lebih penting lagi, dia punya kepercayaan bahwa sejelek-jeleknya anak murid, mereka pasti memiliki sisi baik.

Hasilnya, anak-anak kelas 3-D sedikit demi sedikit mulai mendengarkan kata-kata dari wali kelasnya. Mereka memberikan nama panggilan Yankumi untuk Yamaguchi. Belakangan, di dua season berikutnya, Yamaguchi menganggap anak muridnya sudah mulai dekat ketika mereka memanggilnya Yankumi.

Gokusen 3
Masalah demi masalah pun muncul; mulai dari masalah keluarga, perkelahian dengan murid sekolah lain, hingga kisah percintaan murid. Hampir semua episode dari masing-masing season memunculkan scene perkelahian. Karena saya kurang suka adegan kekerasan, biasanya scene ini saya skip.

Kekurangan dari drama ini, menurut saya, adalah plot yang mirip-mirip di satu episode ke episode berikutnya, bahkan di dua season selanjutnya.

Ada adegan rutin yang hampir selalu ada di akhir setiap episode: Yankumi berlari menuju tempat murid-muridnya 'dihajar' preman-preman, membuka dua kuncir rambut, membuka kacamata, mengibaskan rambut, dan akhirnya bertarung menyelamatkan murid-muridnya. FYI, Yankumi punya skill beladiri yang luar biasa. Buktinya, dia selalu bisa mengalahkan para preman yang menyulitkan murid-muridnya, dengan tangan kosong.

Meskipun begitu, buat saya, drama ini worth watching. Selalu seru menonton Gokusen. Banyak adegan lucu dan mengharukan yang masih tetap membuat efek yang sama, bahkan setelah ditonton beberapa kali. Ditambah pemain-pemainnya yang good-looking, banyak pula pesan-pesan yang saya suka dari drama ini.

Apa pesannya? Next time on other notes of Gokusen, insya Allah.

Sunday, 20 March 2016

Keluarga Buah "Berry" (Part 1)

Sore ini melihat buah mirip strawberry, tapi bukan. Saya bilang cranberry. Sementara suami bilang blueberry; yang bikin saya pengen jitakin dia. Masa iya namanya blueberry, padahal jelas-jelas warnanya merah.hahaha

Akhirnya terpikir untuk mencari tau apa aja sih, nama buah di keluarga berry itu. Here they are.

taken from thetyee.ca
#1 Strawberry
Mungkin ini anggota berry yang paling terkenal. Rasanya yang asem-manis sangat pas untuk dijadikan berbagai olahan makanan atau sekedar pemanis hidangan. Katanya, buah ini berkhasiat untuk menurunkan kolesterol. Kandungan antioksidan dan vitamin C-nya juga bagus untuk tubuh.





#2 Blueberry
Sesuai dengan namanya, buah ini berwarna biru tua. Bentuknya bulat kecil. Menurut artikel yang saya baca di whfoods.com, blueberry ini mengandung antioksidan juga, sama seperti strawberry. Menurut penelitian, blueberry disebut bisa meningkatkan kualitas memori.

Mengutip dari authoritynutrition.com, buah yang rendah kalori-kaya nutrisi ini memiliki beragam manfaat; di antaranya membantu mencegah kanker, anti-aging fruit, menurunkan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, membantu menyembuhkan ISK (Infeksi Saluran Kemih),dan mengurangi kelelahan otot setelah berolahraga.

daleysfruit.com.au
#3 Blackberry
Demi mendengar nama ini, pasti ingatan langsung tertuju pada salah satu jenis smartphone yang banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia.

Saya pun jadi penasaran, kenapa nama ini dipilih. Di dunia pernamaan produk, memilih nama yang tidak ada hubungannya dengan produk disebut-sebut beresiko. Tapi ternyata, nama BlackBerry kini mendunia, bukti bahwa buah yang juga kaya manfaat ini mendatangkan rezeki bagi pencipta produknya. (Sejarah penamaan BlackBerry bisa dilihat di sini http://www.canada.com/topics/technology/story.html?id=85473082-02e8-4296-80a8-d8bdd4901496)

Lalu lalu, apa manfaat blackberry? Hampir sama seperti dua anggota berry sebelumnya, buah berwarna hitam ini bisa mencegah penyakit jantung, stroke, kanker, dan menangkal radikal bebas melalui kandungan antioksidannya.

Jamblang/Duwet -agrinewsbd.com/

Oh iya, ada satu jenis buah di Indonesia yang sering disalah-sebut menjadi blackberry. Namanya jamblang, atau di daerah saya disebut 'duwet' (e seperti dalam kata lemah). Kalau di bahasa inggriskan, buah ini berganti nama menjadi 'Indian blackberry', karena memang berasal dari India. Dan ternyata, duwet ini beda keluarga sama blackberry.


Saturday, 19 March 2016

Yang Penting Beli (Buku) Dulu

Ini tulisan bukan tentang apa-apa, selain tentang buku. Tulisan ini terilhami kesenangan membeli buku yang kemudian membuahkan sebuah komentar yang cukup menggelitik "Beli mulu, dibaca juga kagak". Well.

Tahun-tahun belakangan ini, berjalan-jalan di toko buku atau pameran buku, menemukan buku bagus, dan kemudian membelinya adalah bagian hidup yang menyenangkan, Ada kepuasan dan excitement yang terasa. Puas karena menemukan buku bagus, dan excited karena bakal punya bahan bacaan. Yah, meskipun dompet kemudian menipis dengan cepat.

Persoalannya, oh tidak, tantangannya adalah ketika buku yang dibeli dalam jumlah besar dan jenis bukunya tergolong 'berat'. Berat di sini berarti selain novel. Kalau sudah begini, maka beberapa buku masih akan terbungkus plastik alias belum terbaca sampai saat beli buku berikutnya. Nah, kan.

Kalau ada pertanyaan dilematis saya yang muncul, maka itu pasti: Manakah yang lebih baik, "beli buku-baca semuanya-baru beli lagi"; atau "yang penting beli dulu, perkara baca mah nanti juga bisa"?

Ada yang bilang, mending yang udah dibeli itu dibaca dulu,baru beli lagi. Sayang kalau ujung-ujungnya itu buku nggak dibaca. Ini (mungkin) ada benarnya. Bisa jadi melihat tumpukan buku yang belum dibaca justru membuat hati terbebani dan malas membaca.

But if you ask me, saya sih lebih memilih 'yang penting beli dulu'. Ada beberapa hal yang mendasari pilihan ini, tentunya.

Pertama, ketersediaan buku. Ada kemungkinan kita akan kehabisan buku bagus kalau tidak segera membelinya, karena banyak orang yang menyukai buku tersebut. Kalaupun dicetak ulang, mungkin kita harus menunggu.

Kedua, ketersediaan uang. Jika anggaran untuk membeli buku tidak dipakai dengan alasan masih ada buku yang belum dibaca, bisa jadi uang tersebut akan terpakai untuk keperluan lain. Tidak mengapa juga sih, kalau memang kebutuhannya lebih penting. ^.^

Lagipula, kalau harus menunggu selesai membaca semua buku, boleh jadi pos untuk membeli buku sudah teralihkan karena kebutuhan yang bertambah banyak. Misalnya, bagi para jomblo atau yang sudah menikah tapi belum diberi amanah anak, dana untuk membeli buku (mungkin) tersedia banyak. Tapi ketika kelak menikah dan punya anak, pasti akan bermunculan kebutuhan lain, sehingga dana pembelian buku terpinggirkan.

Ketiga, waktu membaca yang seharusnya fleksibel. Mungkin saat membeli buku dan beberapa waktu setelahnya, kita tidak memiliki banyak waktu luang untuk membaca. Tapi nanti? Mungkin kita punya banyak waktu untuk membaca dan atau tidak mempunyai waktu dan dana cukup untuk membeli buku baru.

Jadi, ya, begitulah. Untuk urusan membeli buku, bagi saya mah 'yang penting beli dulu'. Anyway, masing-masing pasti punya pilihan yang tidak salah juga; bergantung pada kebutuhan dan prioritas.

Friday, 18 March 2016

Jarkom: Pesan Berantai

Hari ini ketika melamunkan tentang pesan di grup WhatsApp, tiba-tiba teringat sistem JARKOM yang dulu sering dipakai di kegiatan organisasi semasa kuliah. 

JARKOM, atau Jaringan Komunikasi, adalah sistem penyampaian pesan secara berantai dari orang pertama sampai orang terakhir melalui SMS (Short Message Service).

Contoh pesan:
Teman-teman, besok kita rapat ya jam.09.00 di basecamp. Jarkom: W-M-T-A-V-W.

Maka pesan ini pun akan bergerak dari satu handphone ke handphone lainnya dengan urutan: M mengirim ke T, T kepada A, A kepada V, dan terakhir V kepada W. Mengapa pesan perlu dikirim ke W, yang notabene adalah pengirim pertama? Tidak lain adalah untuk memastikan bahwa pesan sudah sampai ke seluruh anggota jarkom.

Itu dulu. Dulu banget. 

Sekitar tahun 2006 sampai beberapa tahun kemudian, media sosial belum lagi sepopuler dan seheboh sekarang. Pilihan sosial media juga masih terbatas; bahkan friendster dan multiply.com masih diakses. Smartphone  yang menjadi media utama media sosial juga belum terlalu banyak beredar. Alhasil, bagi pemilik hape sederhana –seperti saya-, ada jarak yang perlu ditempuh untuk sekedar mengecek atau ngobrol via Facebook. Karena sedikit kerepotan itulah, medsos menjadi lebih jarang diakses. Maka jarkom via SMS menjadi pilihan yang paling masuk akal.

Dibandingkan dengan sekarang, tentu sudah jauuuuuuuh berbeda. Satu pesan bisa sampai ke tangan banyak orang hanya dengan satu ketukan di layar hape. Sangat praktis.

Well, Jarkom memang tinggal kenangan; tapi keseruannya terkadang membuat rindu. Tidak semua yang terlihat menyulitkan itu akan menyisakan kenangan buruk ya, ternyata. 

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...