Tuesday, 18 October 2016

Teknologi, Menciptakan Rasa 'Malas' Jenis Baru

Sesuatu yang diciptakan untuk memudahkan hidup manusia. Itu adalah pengertian sederhana, menurut saya, dari kata 'teknologi'. Tengoklah kanan kiri kita sekarang, banyak sudah teknologi yang tercipta dan kita pakai. Untuk apa? Untuk memudahkan hidup kita, ya kan?

Handphone, memudahkan kita berkomunikasi dan mengakses informasi.
Kulkas, memudahkan kita dalam menyimpan makanan agar lebih tahan lama.
Laptop, tanpanya kita akan kesulitan mengerjakan tugas kuliah, pekerjaan, atau sekedar berselancar di dunia maya.

Teknologi terus menerus berkembang. Kini, dia tidak hanya berperan di perkara besar seperti komunikasi atau kesehatan, tetapi juga sudah merambah ke hal-hal yang remeh. Beberapa waktu yang lalu saya menemukan 'mug' yang bisa mengaduk sendiri. Emang dasarnya saya sering tergoda hal-hal unik semacam ini, saya sudah hampir memasukkannya ke dalam daftar belanja. Tetapi setelah dipikir-pikir lagi, sesusah apa sih mengaduk itu, sampai-sampai harus melimpahkan tanggung jawab tangan pada mesin di mug?

Dari situ saya mulai menyadari satu hal, bahwa teknologi ini sangat berpeluang membuat orang jadi malas. Rasa malas yang tidak selalu berarti 'enggan melakukan sesuatu', tetapi karena memang 'tidak perlu' melakukannya; sudah ada si teknologi yang siap menggantikan. Ini yang saya sebut sebagai rasa malas 'jenis baru'. hihi

Selain mug-mengaduk-sendiri, ada juga jasa transportasi online yang belakangan marak bermunculan. Sebelum ada fasilitas berbasis teknologi ini, kita harus menggerakkan diri jika ingin naik ojek -karena rumah tidak dekat dengan pangkalan ojek. Untuk makan masakan non-rumah, mengirim barang, kita juga harus bergerak. Sekarang? Tanpa perlu melangkah jauh keluar rumah, tukang ojek bakal nyamperin, makanan dari luar segera ada di depan mata, kirim dan terima barang juga lebih mudah. Semua itu cukup diperoleh dengan menggerakkan jari jemari di handphone. Kalau sudah begini, bisa jadi ajakan "Jalan yuk, makan di luar" akan dijawab dengan "Males ah, mending pesen pake *ojek aja".

Pertanda baik kah ini?
Tentu banyak hal baik yang diperoleh dari menggunakan teknologi; terutama kemudahan yang kita peroleh darinya. Kita bisa menghemat waktu dan tenaga, bahkan uang. Walau begitu, munculnya produk-produk teknologi modern ini juga patut diwaspadai. Satu hal yang paling terkena efeknya adalah gerakan tubuh dan interaksi sosial. Teknologi bisa membuat kita 'malas' untuk bergerak dan bahkan sekedar ngobrol langsung dengan orang di sekitar kita.

Menurut pengamatan, keberadaan produk teknologi ini sedikit banyak mengurangi interaksi sosial face to face yang sebelumnya lebih sering terjadi. Contohnya adalah memesan makanan via aplikasi, yang otomatis menghilangkan interaksi kita dengan pelayan di restoran. Begitu pula dengan aplikasi chatting di smartphone yang membuat kita sibuk dan melewatkan waktu untuk berbicara dengan orang di samping kita.

Kesimpulannya, we should be the one who controls technology; don't let it control our life. Teknologi itu baik asalkan kita bisa menggunakannya dengan baik pula. Jangan sampai kita menjadi bagian dari orang-orang yang merugi karena teknologi.

No comments:

Post a Comment

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...