Tadi sore, sembari menggosok baju, saya mendengarkan video yang diputar oleh suami. Isinya tentang cerita pengabdian di Suriah. Rupanya yang menjadi pembicaranya adalah Ihsanul Faruqi, seorang relawan Misi Medis Suriah. Beliau sempat mengabdi di bumi Syam selama setahun.
Sebagian besar isi video adalah cerita beliau tentang betapa mengerikannya apa yang sedang terjadi di Suriah sana, bukan sekedar tentang ISIS, tetapi lebih pada pembantaian umat muslim Sunni oleh pemimpinnya yang punya kepercayaan Syiah jenis paling sesat.
Tapi tulisan ini tidak akan membahas kengerian seperti apa yang tengah menimpa saudara muslim Sunni di sana, melainkan satu poin yang Ihsanul Faruqi sampaikan di penghujung video. Adalah keinginan kuat anak-anak di Suriah untuk menghafal Al-Qur'an-lah yang terasa sangat menohok di hati. "Jleb banget", kalau kata suami.
Di satu hari pengabdiannya di sana, Ihsanul Faruqi menceritakan ada anak kecil yang malu-malu meminta dibawakan Qur'an karena mereka ingin sekali menghafalkannya, sedangkan mereka tidak memiliki satu pun mushaf. Sungguh mengharukan. Di tengah penderitaannya--kehilangan tempat tinggal, orang tua, kekurangan makanan, dan sebagainya-- dan juga ancaman kematian, mereka tidak meminta makanan ataupun perlindungan, tetapi justru kitab suci yang mereka rindukan.
Kemudian, setelah mendapatkan mushaf, mereka dengan riang gembira membaca dan menghafal Qur'an. Mereka pun menebusnya dengan darah, beberapa bahkan dengan nyawa; karena bom menghantam bangunan tempat mereka membaca dan menghafal Qur'an. Heartbreaking. Ihsanul menyebutnya dengan ibarat '1 ayat 1 nyawa'.
Bagaimana dengan umat muslim yang tinggal di Indonesa (termasuk saya), negeri yang masih terbilang aman dan tentram? Anak-anak kecil (muslim) jaman sekarang, banyak yang lebih menginginkan handphone baru, games baru, dan hiburan lainnya untuk kemudian sibuk memainkannya; dibandingkan minta dibelikan mushaf Qur'an baru lalu menghafalnya.
Sungguh semoga kisah Ihsanul Faruqi di atas menjadi pengingat yang tidak sekedar mengingatkan, tetapi juga menjadi semangat untuk lebih mendekat pada kitab suci Al-Qur'an, sebagaimana sudah diperintahkan oleh-Nya. Mulailah bertanya "Sudahkah kita seperti mereka, para mujahid kecil penghafal Qur'an di Suriah?".
My Posts
- About Family&Friends (10)
- Belajar Bahasa (Inggris) (9)
- Book-Song-Film (7)
- FYI (8)
- My Thoughts-Ideas (70)
- Teacher's Life (20)
- Travelings&Events (9)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
5.50 PM: Menikmati Waktu
Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...
-
Menyambung postingan sebelumnya tentang idiom, berikut dua puluh lima idiom yang sering dipakai di bahasa Inggris sehari-hari. Lumayan untuk...
-
Sejak menjadi guru, saya mulai tertarik dengan hal-hal 'berbau' guru; mulai dari buku, website, sampai film bertemakan guru dan atau...
-
Ini diaaa...akhirnya selesai juga tulisan saya untuk diperjuangkan di Lomba Tulis Nusantara Kemenparekraf. Tentu ide cerita bukan murni da...
No comments:
Post a Comment