Wednesday, 19 December 2012

Yuk, Jadi Orang Kaya!

Terinspirasi dari para 'penyandang dana' di lingkungan RW tempat saya tinggal sekarang, saya semakin mengerti, kenapa muslim harus jadi orang kaya.

Ceritanya begini.
Baru-baru ini saya ikut ngaji bareng anak-anak muda di RW 3, yang kemudian ingin memperluas jangkauan menjadi pengajian bersama untuk anak muda berikut ibu-ibunya. Beberapa hal membuat saya kagum; yang salah satunya adalah mengenai dana yang dikeluarkan. Awalnya saya juga tidak tau darimana fee untuk pembicara dan snack berasal. Sampai tiba masanya kawan-kawan bercerita mengenai sumber dananya.

Istimewanya, dana berasal dari kocek pribadi dua orang, yang bahkan bilang begini "Udah, ga usah pikirkan soal dana, yang penting ngajinya jalan". Buat saya, itu kata-kata yang luar biasa, terlepas dari dampak negatif yang mungkin muncul seperti misalnya ketergantungan anak-anak pada sosok ini yang bisa saja membuat mereka tidak mandiri.

Dan ternyata masih ada satu lagi keluarga yang sama luarbiasanya, yang rumahnya beliau-beliau ikhlaskan untuk menjadi tempat ngaji. Beliau yang satu ini berujar "Pake aja rumah saya kalo emang ga ada tempat untuk ngaji", "Sekali-kali kalian boleh datang, ga usah bawa apa-apa yang penting datang aja", "kalau ada rezeki, biar saya aja yang bayarin ustadzahnya, gapapa".

Kesamaan dari para penyandang dana ini adalah mereka berada pada level 'bebas finansial' yang urusan uang bukan lagi jadi permasalahan; atau gampangnya sangat berkecukupan, ato bisa dibilang juga turah-turah kalo kata orang Jawa.

See?
Orang-orang kaya ini bisa berbuat lebih banyak dengan materi yang dimilikinya; menebar kebaikan, memudahkan orang lain. Pahalanya (insyaAllah) berlimpah karena uang mereka dibelanjakan untuk kegiatan yang muatannya berupa kebaikan, di jalan agama pula.

Uang memang bukan segalanya, tapi melalui uang, orang bisa berbuat banyak. Sama seperti bantahan atas pernyataaan "uang tidak bisa membeli kebahagiaan". Uang bisa 'membeli' kebahagiaan. Caranya? Misal, belilah nasi bungkus dan bagikan kepada anak-anak di jalan yang sedang kelaparan. Mereka akan berbahagia.

Tentu saja kita tetap bisa mendapatkan pahal dari jalur lain, lewat pikiran, tenaga. Tapi kalau dengan mempunyai banyak harta kita bisa berbuat lebih banyak, kenapa engga? Jadi, yuk, kita (berusaha) jadi orang kaya! :)

Saturday, 15 December 2012

Warisan Ibu: Cerita Asal Usul dari Sudut Purworejo


Ini diaaa...akhirnya selesai juga tulisan saya untuk diperjuangkan di Lomba Tulis Nusantara Kemenparekraf. Tentu ide cerita bukan murni dari saya, karena cerita ini telah diwariskan turun temurun. Terakhir saya mendengarnya dari ibu saya yang asli orang Kaligesing. Nah, tulisan saya ini menyadur ide cerita yang disusun sedemikian rupa ala saya.

Betewe eniwei, Kaligesing itu nama sebuah kecamatan di kabupaten Purworejo, Jawa Tengah; kota ternyaman tempat saya dilahirkan 24 tahun yang lalu :)

So, here it is!

Talakbroto dan Caranggesing
Asal Usul Nama Kecamatan Kaligesing

Pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Jawa Tengah, tersebutlah seorang wanita cantik bernama Talakbroto. Dia adalah seorang wanita cantik dengan rambut yang tergerai sangat panjang. Saking panjangnya, rambutnya tidak bisa diikat ataupun disanggul seperti kebanyakan wanita pada zaman itu. Oleh karena itu, Talakbroto selalu mengajak beberapa orang pengawal untuk memegangi rambutnya supaya tidak menyentuh tanah ketika bepergian.
Talakbroto adalah seorang putri dari ksatria yang disegani di daerah itu. Ayahnya bernama Brojosingo, seseorang yang dikenal karena kedigdayaannya. Brojosingo muda adalah prajurit Majapahit yang sakti, sehingga banyak orang yang takut padanya.
Pada suatu ketika, saat masih menjadi prajurit, Brojosingo ditugaskan memimpin pasukan Majapahit bersama Brojotoko dan Brojonolo untuk melawan prajurit dari  kadipaten Blambangan, salah satu wilayah Majapahit yang hendak melakukan pemberontakan.
Ketiga panglima ini sudah teruji kesaktiannya selama menjadi punggawa di kerajaan Majapahit. Akan tetapi, gabungan ketiga ksatria pilihan ini rupanya belum cukup tangguh untuk menaklukkan senjata Gada Wesi milik Menak Jinggo, sang adipati Blambangan.
Kekalahan yang diterima pasukan Majapahit rupanya menyisakan kepahitan yang sangat bagi ketiga Senopati pemberani itu. Mereka teramat malu karena gagal memimpin pasukan untuk membasmi bibit pemberontakan di Blambangan. Ketiganya bahkan tak punya muka untuk kembali menginjak tanah Majapahit. Mereka lebih memilih untuk menjauh.
Brojosingo sendiri memutuskan untuk membawa istri dan kedua anaknya, yaitu Caranggesing dan Talakbroto, ke arah Barat dan berhenti di daerah pegunungan Menoreh. Di tempat inilah Brojosingo memulai kehidupan baru sebagai petani sekaligus meneruskan perjuangan membesarkan anak-anaknya.
Adapun nama Brojosingo tetap dikenal luas sebagai seorang yang sakti, yang tentunya berdampak pada keluarganya. Ketika menginjak dewasa, Talakbroto menjelma menjadi wanita cantik tiada tara. Berita tentang kemolekannya ini menyebar cepat bak anak panah melesat dari busurnya. Sebenarnya ada banyak lelaki yang tertarik pada kecantikan Talakbroto, tapi tak satupun berani  melamarnya untuk dijadikan istri. Mereka terlampau segan kepada Brojosingo sang ayah.
Di sisi lain, Caranggesing, kakak Talakbroto, pun tumbuh tak kalah dari adiknya. Sama seperti ayahnya, orang-orang menaruh hormat yang sangat besar pada Caranggesing, tak sedikit pula yang takut pada pemuda gagah ini. Sifatnya yang sangat keras kepala membuat masyarakat sekitar tidak berani menentangnya.
***

Wednesday, 28 November 2012

British English, maaannn!


Beberapa waktu yang lalu, keinginan menggebu untuk belajar british english tiba-tiba muncul di pikiran saya. Alhasil, selama beberapa hari kemudian saya begitu tertarik menyimak video-video di You Tube yang menyajikan banyaaaaaaaaakk banget sampel orang ngomong pake logat British.

Sebenernya, saya ngga tau, logat Inggris macam apa yang melekat pada diri saya sampai pada bulan Juni tahun lalu ketika saya bertemu dengan sepasang kakek-nenek yang datang dari Amrik sono. Setelah berbincang sejenak, si nenek bilang "Your english is so American!". Ah ya, saat itu saya hanya tertawa sembari menjawab bahwa ketika kuliah mungkin dosen-dosen saya kebanyakan pakai logat Amerika; termasuk pula dosen tamu yang datang dari negerinya Obama itu.

Tapi kemudian saya semacam mempercayai kata-kata si nenek bahwa logat inggris saya Amerika; dan setelah saya lihat sih mungkin bener begitu, walaupun belum selancar orang sono pastinya, hehehe.

Nah, setelah nonton beberapa film dengan British English, saya kok merasa mereka itu keren ya dengan pengucapan aksen yang 'seru' itu. Dan tampaknya ketertarikan ini yang mengilhami saya untuk merapat ke YouTube dan mengulik beberapa rekaman. Dan saya ingin menyimpan beberapa poinnya di blog ini, supaya siapa yang membacanya bisa mendapat manfaat (semoga) atau memberi masukan kalau saya salah :).
So, here it is.. 

1. Voiced Vs Voiceless

contoh:
Please dibaca pleeZe
(s>z --normal sound)

nah, kalo digabung, bisa jadi voiceless:
Please sit dibaca pleeSSit
(s>s)

2. Huruf 'r' yang antara ada dan tiada
ini nih yang sering keliatan di percakapan-percakapan model british, huruf r-nya semacam kabur. Sebenernya ada cuma pengucapannya ngga jelas. Kebalikannya American, yang r-nya bisa dideteksi dengan lebih jelas.

contoh: he(r), refe(r), ne(r)d
>> huruf r di dalam kurung tidak terbaca jelas

3. Kata penghubung 'and' yang memunculkan huruf 'r'
contoh: law and order dibaca lawRandorder
        vodka and tonic dibaca vodkaRand tonic

4. Orang native Inggris suka menggabungkan kata, ga cuma gabungin pake huruf 'r' .
contoh: how old are you
dibaca:
normal > how-old-are-you
british >  hau-(w)oulda-yoo

5. Silent Letter: huruf yang ga dibaca di satu kata
contoh: clim(b); com(b), mus(c)le, san(d)wich, we(d)nesday, bom(b)
* huruf dalam tanda kurung tidak dibaca

6. Omission (penghilangan huruf)
contoh: suppose, perhaps, police

kalimat "I suppose perhaps we should call the police
dibaca "I spose praps we should call the plice"

7. Syllable reduction
contoh:
ac-tu-al-ly  >> ac-tu-lly
com-fpr-ta-ble  >> comf-ta-ble
in-te-res-ting  >> in-tres-ting
se-cre-ta-ry >> sec-ret-ry
tem-pe-ra-ment  >> tem-pra-ment
tem-per-ra-ture >> tem-pre-ture
u-su-a-lly  >> u-su-lly
ve-ge-ta-ble >> veg-ta-ble

*Mari belajar bahasa Inggris*
Semoga edisi-edisi belajar bahasa Inggris yang lain akan hadir kembali di postingan-postingan berikutnya. aamiin

Jakarta, Sungai, dan Sampah


Setelah sekian lama tidak menulis, hari ini gateeel banget pengen nulis ini, sesuatu yang agak serius, hehehe..

Jakarta, sebagaimana sudah sering saya sampaikan, sudah berhasil membuat saya sering membelalakkan mata; terkadang kagum, terkadang (lebih sering) miris. Pun kota ini acapkali membuat saya geleng-geleng kepala; bukan takjub tapi bingung.

Pagi ini saya membaca koran,melihat sepotong gambarKali Sunter di Kemayoran sana. Fiuuuh..itu sungai apa tempat sampah..sepanjang aliran sungai yang terlihat di gambar dipenuhi sampah.
Kalau biasanya saya ngeliat sungai di Jogja dan sekitarnya bersampah, ya paling cuma beberapa biji. Tapi kali di Kemayoran ini, hampir seluruh permukaannya ditutupi sampah, bermacam-macam sampah. *astaghfirullah*. Gambarnya cukup kecil jadi saya ngga liat itu sampahnya apa aja, tapi berdasarkan pengalaman melewati beberapa sungai di Jakarta, rasa-rasanya sampah2 itu tak jauh beda jenisnya; yang kebanyakan adalah sampah plastik.

Berita dari Republika dan Detik yang saya baca hari ini menyebutkan bahwa sampah biasanya menumpuk di Kali Sunter di musim hujan, yang bisa jadi kiriman dari aliran-aliran dari sungai lain. Entah kenapa saya Cuma bisa mengangkat alis karenanya.

Yah..bagi saya, musim hujan ataupun musim kemarau, sepertinya mayoritas sungai-sungai di daerah khusus ibukota ini tak jauh dari sampah. Saya memang belum mengelilingi seluruh bagian kota ini, jadi saya ngga berani mengatakan seluruh sungai Jakarta ada sampahnya. Tapi sejauh ini, sungai-sungai yang saya temui itu sama (baca:bersampah), minimal airnya berwarna hitam.

Sekali, pernah saya berhenti di sebuah jembatan di tengah sungai. Ketika saya turun dari kendaraan, wooowww bau menyengat langsung menyerbu pernafasan. Efek sampingnya? Langsung berasa mual.
Sekali waktu lain saya pernah melintas di daerah mana gitu, menuju area Tanah Abang kalau ngga salah. Ada aliran sungai bersampah, dan tepat di sisinya adalah rumah-rumah. Naudzubillah, saya ngga bisa membayangkan seperti apa kehidupan orang-orang yang ada di sana.

Salah siapa?
Melihat realita ibukota yang satu ini, terbetik satu pertanyaan ‘Salah siapa?’.

Opini pribadi sih cenderung mengarah pada perilaku orang-orang yang tinggal di area sungai, yang membuang sampah ke sungai; dan ini sungguhan mengherankan. Kalau dipikir-pikir nih ya, sebenarnya siapa yang rugi dengan sungai yang bersampah kaya gitu? Bukannya mereka sendiri ya?

Sampah membuat sungai kotor, menghambat aliran air, menimbulkan bau busuk, juga meningkatkan resiko air sungai meluap pas banjir. Semua itu merugikan mereka sendiri kok..sekaligus merugikan yang lain (misalnya saya, karena terpaksa merasakan ‘wangi’ sungai).

Lalu, kenapa juga mereka masih melakukan itu? Ini sungguhan pertanyaan, karena saya tidak tau alasan orang-orang ini membuang sampah di sungai. Apakah karena tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak atau sekedar malas; hemm.. banyak kemungkinan.

Dan saya? Geleng-geleng kepala lagi sembari bertanya ‘mungkin ngga yaa kali di Jakarta berubah sebening kali di Jogja atau Purworejo sana?”.        

Sunday, 1 July 2012

Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah

Novel Inspiratif dari Bang Tere Liye

RESENSI
Judul: Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah
Pengarang: Tere Liye
Nama Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: 2012
Tebal Buku: 3, 1 cm, 20cm x 13 cm
Jumlah Halaman: 512 halaman

Sepotong Pesan dari Kau, Aku , dan Sepucuk Angpau Merah
Hidup ini selayaknya kotak misteri berisi gulungan-gulungan kertas, yang isinya hanya bisa kita ketahui apabila telah terbuka. Pun hidup ini mirip dengan sebuah puzzle, yang potongan-potongannta akan menjadi satu gambar utuh jika kita jeli menempatkannya. Kisah-kisah hidup yang terpisah jarak dan waktu terkadang saling berkaitan satu sama lain, memberikan hikmah bagi para pelakunya.
            Kedua perumpamaan hidup itulah yang coba digambarkan oleh Tere Liye dalam novel yang berjudul Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah. Novel setebal 512 halaman ini mengisahkan perjalanan cinta seorang anak muda bernama Borno dengan Mei, gadis keturunan Cina yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Judul novel sendiri merupakan inti dari cerita: Borno dan Mei yang terhubung oleh sepucuk angpau merah.
            Cerita dalam novel ini sebagian besar mengambil setting di Pontianak, lebih tepatnya di daerah sungai Kapuas dengan segala budaya airnya. Diawali dengan narasi khas Tere Liye di awal novel, selanjutnya novel ini mulai menuju inti dengan mengisahkan kematian ayah Borno yang mengguncangkan hati Borno kecil.
            Tak lama setelah kematian ayah Borno, cerita bergerak menuju kehidupan Borno sebagai seorang pemuda yang beranjak dewasa. Usai tamat sekolah menengah atas, Borno mulai menapaki dunia pekerjaan. Borno sempat menjalani profesi sebagai penyadap karet, penunggu tiket kapal besar yang menjadi musuh para penarik sepit, hingga pekerja serabutan  sebelum akhirnya meneruskan jejak sang ayah menjadi pengemudi sepit dan menjadi pemilik bengkel. Dari sini lah perjuangan cinta Borno dimulai.

Saturday, 30 June 2012

Ironi Secangkir Teh Panas

'kawan' aneh secangkir teh panas
Kembali berkisah tentang teh dan kopi.
Kali ini bukan tentang teh dan kopinya, tetapi tentang bagaimana cara saya menyesap keduanya belakangan ini..

Beginilah realita nge-teh pada sebuah pagi di jakarta..
Kalau biasanya kita minum teh atau kopi panas di pagi hari demi mendapatkan kehangatan, di ibukota ini semua berubah menjadi ironi..(tragis bener sepertinya, hehehe)

Karena suhu yang hampir selalu panas, bahkan di pagi hari (seperti posting saya sebelumnya di Suhu Jakarta Membara); maka rutinitas minum teh atau kopi panas bukan lagi sarana memperoleh hawa hangat, tapi sekedar pemuas dahaga.. =)

Maka gambar sebelah ini sungguh-sungguh terjadi di salah satu sudut kota Jakarta, dimana saya mengerjakan pekerjaan, ditemani teh panas dan kipas angin yang menyala..

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya,
lain Jogja lain Jakarta..
tak ada yang bisa dilakukan selain menikmati yang ada..

berdamai dengan semua yang kita punya, insyaAllah bahagia =)

Tuhan Selalu Baik Hati

Percakapan malam seorang hamba dengan Tuhannya:

"Tuhan, katanya Engkau Maha Kaya, Maha Pemberi, Maha Pemilik Segalanya; tapi kenapa dua permintaanku dua bulan kemarin saja belum Engkau kabulkan? Adakah permintaan itu sulit, Tuhan?"

"Kau benar hambaKu, Aku punya segala yang tidak kau punya. Aku pun malu jika engkau meminta tapi Aku tidak memberi apa yang kamu minta"

"Lalu, kenapa tak Kau kabulkan permintaanku yang dua itu?"

"Adakah hanya dua hal itu yang kau inginkan? Tak ingatkah engkau akan apa-apa yang telah Aku beri, yang bahkan engkau tak memintanya?"

Si hamba pun tercenung, mengingat rezeki tak disangka yang baru saja diterimanya siang tadi. Pun ia kembali teringat akan keselamatan yang Tuhan berikan saat terjatuh dari sepeda motor tanpa luka pagi tadi. Ia pun malu.

"Engkau benar Tuhan. Terimakasih atas semua yang telah Engkau anugerahkan padaku hari ini, pun kemarin-kemarin. Malam ini aku tak meminta apapun, Tuhan"

Tuhan tersenyum di atas sana.

Kita sering lupa atas apa yang telah kita miliki. Luput mensyukuri segala yang sudah ada di genggaman tangan, sedangkan yang jauh di sana selalu ingin kita dekati tanpa menjaga yang kita punya.


Tuhan selalu baik. Dia memberi apa-apa yang bahkan tidak kita minta. Kalaupun permohonan kita tak jua dikabulkannya, mungkin itu tanda Dia masih rindu pada kita. Rindu mendengar alunan doa kita setiap saat. 


Dia pun hanya meminta kita untuk menunggu permintaan kita dikabulkan, atau mengganti permintaan kita dengan pemberian yang lebih baik...

Sunday, 24 June 2012

of what so called: Rindu

Buatku, kata rindu ini selalu ajaib..
Rindu itu ajaib, karena merupakan hasil sintesis antara jarak dan waktu dengan rasa-rasa luarbiasa yang muncul (dan beberapa masih)  di masa lalu.

Kita rindu pada keluarga, sahabat, teman, tempat, bahkan benda yang tidak ada dalam jangkauan terdekat kita, yang dengannya kita dipisahkan oleh jarak dan waktu.
Kita rindu pada kebiasaan atau hal-hal sering kita lakukan dulu,
Rindu pada aktivitas-aktivitas yang kini tak lagi dilakukan,

how I miss standing on the beach
uniknya, bukan cuma hal-hal menyenangkan yang menjadi bahan kerinduan kita, tetapi hal-hal yang bodoh pun seringkali kita rindukan..

bagi yang tak mampu menahan diri, rindu itu dera siksa
bagi yang bisa menikmati? nooo problemooo


kala rindu itu menyapa, mungkin beberapa dari kita tak kuasa untuk mengulik masa lalu dan tak jarang berurai air mata karenanya..


jikalau kita belum bisa menuntaskan rindu, kirimkan saja rasa ajaib itu ke langit,

lewat lantunan doa untuk mereka yang kita rindukan untuk berjumpa,

dengan sebongkah harapan untuk kembali bersua dengan mereka,

untuk bisa melakukan hal yang kita rindu..

Secangkir Teh (yang kini berarti)

secangkir teh itu..
kini punya arti..

Akhir-akhir ini sepertinya saya lebih sering menyeduh teh daripada kopi.
yak..orang-orang terdekat saya tahu saya cinta banget sama kopi..
mudah-mudahan mereka tidak kecewa kalau tau saya sudah berpindah ke lain hati (hatinya teh, hehehe)...

Kebiasaan: Once you leave it for long time, it may disappear once you come back
Terasa sekali kebenaran kalimat ini..
waktu dan keaadaan sekarang ini sangat tidak mendukung untuk bisa menyeduh kopi di tiap awal hari. Karena satu dan lain hal, akhirnya saya memutuskan untuk lebih menahan diri tidak menyentuh kopi setiap hari.
Walau tidak rela pada awalnya, saya tetap berusaha mengurangi level kecanduan saya pada si minuman eksotis =) . "Toh juga mengurangi minum kopi itu baik kok.. " itu kata-kata penghiburan yang ampuh untuk meredam gelombang penolakan, hehehe
Seiring bergantinya detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu, dan seterusnya; rasa-rasanya saya jadi mengalami semacam penurunan ketertarikan pada kopi.
Kalo dulu, waktu masih di kosan, begitu jarum jam sudah beranjak dari angka 6 di pagi hari, saya sibuk menengok air panas di termos, memastikan ada amunisi untuk secangkir kopi pagi. Sekarang? I found it different way. Saya lebih sering mencari teh, bukan kopi.

The fact is that saya mulai mencari alternatif ketika kemungkinan menyesap kopi tiap pagi tidak lagi terbuka lebar seperti dahulu. Teh berhasil memikat lidah untuk terus melekat. Sepertinya saya mulai jatuh cinta sama teh sejak mencicipi teh merek T*** D**, yang kemudian tambah jatuh waktu nyobain teh 2 T*** (merk sementara disembunyikan =)

Nahhh..kembali ke perubahan kebiasaan.
sama lah dengan kemampuan kita yang ga pernah dilatih dan kemudian hilang; berpindah hati dari kopi ke teh ini pun menyimpan filosofi perubahan yang sama.
Sekali kita meninggalkan kebiasan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah: kita lupa sama sekali dengan kebiasaan lama; atau masih inget-lupa-inget atau lapa-lupa-inget.

it will be surely fine untuk kebiasaan buruk (semacam ngopi tiap hari mungkin, hehehe). tetapi untuk kebiasaan  baik? JANGAN SEKALI-KALI

Friday, 22 June 2012

no choice no life

bahwa bahagia atau sedih itu adalah pilihan
bahwa berdiri tegar atau menangis lemah itu adalah pilihan
bahwa berbuat baik atau buruk itu adalah pilihan


bahwa bersyukur atau mengeluh itu juga pilihan
sebagaimana berhenti atau lanjut mengejar mimpi itu juga pilihan


semua yang akhirnya terjadi adalah pilihan kita.
tak ada ampunan atas kata-kata 'aku ngga punya pilihan lain',
karena apapun keadaannya, kita selalu punya kesempatan untuk memilih
dan hak memilih itu sepenuhnya berada di tangan kita,


make your own choice  and cheers! 

Thursday, 26 April 2012

Suhu Jakarta Membara

Sudah beberapa hari terkahir ini Jakarta kota saya meniupkan hawa panas yang luar biasa.
Kipas angin yang tadinya ngga pernah dinyalain waktu malam terpaksa deh dia mesti kerja malem2, kadang sampe pagi.. bener-bener kerja keras..
Pori-pori juga ikutan kerja keras ngeluarin sejumlah besar keringat yang alhasil sukses bikin basah dimana-mana..

Ada apa dengan Jakarta?

Walaupun judulnya mirip sama film-nya mba Dian Sastro dan mas Nicholas Saputra, ini sama sekali bukan film kawan,..ini kenyataan... belajarlah untuk menerima kenyataan! #salahgaul
Kenapa ya Jakarta bisa sepanas ini?
bahkan kata penduduk asli Jakarta, it's never been like this before.

Aktivitas matahari kah, yang katanya lagi ada badai atau apa gitu?
Atau karena semakin banyaknya bangunan tinggi menjulang? Ah, kalau ini sih udah dari dulu-dulu..

Atau situasi politik Indonesia yang lagi panas?
Atau hati orang Jakarta lagi pada panas?

Apapun itu yang jelas panas di Jakarta di bulan minggu ketiga dan keempat April 2012 ini luar biasa. Hampir putus asa rasanya #lebai#

Well, apapun itu yang ada di hadapan kita, termasuk suhu yang membara, sudah menjadi bagian kita untuk mengHADAPInya.. sembari mencari solusi untuk mengATASInya, dan berdoa semoga Tuhan berbaik hati meNURUNkan suhunya  :)



Menulis itu rupanya memang sulit..nah loo..

akan menjadi sulit kalau tidak dimulai, yah apapun kalau tidak dimulai pasti ga bakal berjalan.
akan menjadi sulit kalau kita tidak memaksakan diri demi menjadikannya mudah..

Yak, jadi inti dari jalan agar menulis menjadi mudah itu adalah niat yang kuat dan usaha yang hebat.
nggak cuma untuk menulis, tetapi rumus ini berlaku untuk semua hal yang ingin kita lakukan, tetapi belum juga berhasil kita jalankan..

Jadi, mari luruskan dan kuatkan niat, lalu bersunguh-sungguh untuk memulai menulis (lagi).
Paksakan untuk menulis apapun, dimana pun, kapan pun, setiap hari.
Pelan-pelan, nantinya juga akan terbiasa.

be hard to yourself, and the world will be soft to you
Salam Menulis!

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...