Saturday, 14 January 2017

(Bersabar) Mendampingi Orangtua

Orang bilang, meskipun sama-sama merawat, lebih senang merawat anak kecil daripada orangtua. Kalau merawat dan mendampingi anak kecil, rasa bahagia akan berdatangan satu per satu karena semakin beranjak besar, dia akan semakin terampil melakukan berbagai hal: berbicara, merangkak, berjalan, makan sendiri, dan seterusnya. Sebaliknya, orangtua akan semakin berkurang tenaganya dari waktu ke waktu; keterampilan beliau untuk melakukan sesuatu pun juga akan berkurang.

Maka tidaklah heran jika lebih banyak ditemukan orang yang mengeluh karena harus merawat orangtuanya, dibandingkan merawat anaknya. Mereka mengeluhkan repotnya harus berbicara keras-keras karena pendengaran orangtuanya yang sudah berkurang. Mengeluhkan harus menuntun beliau kemana-mana karena kaki yang tidak lagi kuat menopang. Mengeluhkan orangtua yang seringkali mengulang-ulang cerita hingga membuatnya lelah atau bosan mendengarnya. Mengeluhkan repotnya dipanggil berkali-kali karena dimintai tolong melakukan ini itu. Atau sekedar mengeluhkan orangtuanya yang cerewet atas hal-hal yang dia lakukan.

Jika hal itu pernah terlintas di pikiran, maka satu hal yang harus diingat adalah: mereka tidak pernah lelah membersamai anaknya di waktu kecil bahkan membantu sampai dewasa. Jangan ditanya seberapa repot mereka mengurus sang anak; di masa dia belum bisa melakukan apapun. Apalagi ibu, yang sudah memulainya sejak anak masih dalam kandungan.

Ingat pula bahwa orangtua-lah yang memandikan, membersihkan kotoran, bahkan membuang ingus anaknya. Menyuapi dengan sabar, meskipun sang anak berlari-lari tak mau makan. Bergadang semalaman menunggui anaknya yang sedang sakit. Bangun pagi-pagi demi menyiapkan sarapan. Dan sebagainya, dan seterusnya, banyaak sekali.

Jadi, sebenarnya merawat orangtua dan anak adalah hal yang sama; sama-sama memerlukan ketelatenan dan kesabaran.

Maka bersabarlah, bahkan bersyukurlah, jika kita masih memiliki kesempatan untuk mendampingi atau malah merawat orangtua. Karena sebanyak apapun yang kita berikan, tidak akan pernah menyamai apa yang beliau-beliau korbankan untuk hidup kita.

No comments:

Post a Comment

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...