Saturday, 28 January 2017

Shortcut dalam Berbahasa

Belakangan, saya beberapa kali sedikit kesal dengan kata B-aja (biasa aja); yang seringkali dipakai oleh remaja masa kini.  Mungkin bukan karena kata-katanya, tapi lebih pada ekspresi muka yang mereka tampakkan waktu mengucapkan kata tersebut . hehehe. Saat itu saya membatin sendiri 'Malesnyaa ini bocah, ngomong satu kata pendek (biasa) aja masih disingkat'. Maafin.

Tapi kemudian, saya menyadari sesuatu: ternyata shortcut (cara cepat) memang berlaku dan wajar dalam menggunakan bahasa. Dari tiga bahasa yang insya Allah saya gunakan (Jawa,  Indonesia,  English),  kesemuanya akrab dengan contraction atau memendekkan kata, juga menggabungkan beberapa kata menjadi satu. Kalau kata temen saya, "semua orang ternyata emang suka cari yang lebih gampang ya". Begitulah.

Bahasa Jawa
Dalam bahasa ini, bisa ditemukan kata-kata yang di pendek kan. Contoh, di kalimat Uwis mangan durung? (udah makan belum?) ada dua kata yang bisa di pendekkan menjadi wes mangan rung?.

Bahasa Indonesia
Kata b-aja yang saya sebut di awal tulisan adalah contoh dalam bahasa Indonesia. Yang lain? Misalnya, kata Cogan yang merupakan kependekan dari cowok ganteng (I got it from my junior high
student), jimayu (jadi malu---alay mode spotted. Ehm.), lola (loading lama), dan sebagainya.

Bahasa Inggris
Kenal dengan kata informal gotta,  gonna, kinda, outta, atau yang lebih formal semacam I'd (I would), can't, won't (will not), you're? Jelas sekali itu adalah contoh dari contraction dalam bahasa Inggris yang penggunaannya sudah dianggap sangat lazim.

Di bahasa Jepang, saya juga pernah melihat hal serupa, dimana sebuah kata dipendekkan. Contoh: Gomenasai yang disingkat menjadi Gomen saja. Karena belom jago bahasa Jepang,  sementara contohnya itu aja dulu. Hihi

Kalau diamati,  kebanyakan shortcut ini dipakai dalam bahasa percakapan, bukan tulis. Dan statusnya banyak yang masuk ke kategori informal atau bahasa tidak resmi. Sisi positif dari fenomena ini adalah kreativitas. Bagaimanapun, tidak semua orang akan kepikiran untuk memendekkan biasa aja menjadi B-aja. Tapi yang tentu harus diperhatikan adalah  pemahaman tentang bahasa baku. Jangan sampai khilaf dalam menggunakan bahasa baku karena sudah terlalu terbiasa dan nyaman dengan yang tidak baku.

No comments:

Post a Comment

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...