Wednesday, 28 December 2016

Menyeberang ke Untung Jawa

Untung Jawa mungkin tidak setenar pulau Tidung atau pulau terkenal lain di gugusan Kepulauan Seribu, tetapi tidak bukan berarti pulau ini tidak menarik untuk dikunjungi. Senin lalu, saya dan seorang kawan berkesempatan menyeberang ke pulau Untung Jawa.

How to Get There
Ada beberapa tempat yang bisa menjadi titik penyeberangan ke Untung Jawa; Pantai Marina Ancol, Muara Angke, atau Pantai Tanjung Pasir--dari tempat yang terakhir disebut-lah kami mengawali penyeberangan.

Pantai Tanjung Pasir sendiri terletak di kecamatan Teluknaga, Tangerang. Dari daerah Cengkareng dengan menggunakan sepeda motor, akan memakan waktu kurang lebih satu jam. Kami sampai di sana sekitar pukul 10.15. Usai memarkir motor, kami langsung ditawari untuk menyeberang; sejumlah orang telah berada di atas kapal.
Penuh, udah macam di angkot lah pokoknya.
Meskipun begitu, tetep happy
Ada yang jualan juga di kapal
Sebelum naik, kami harus membayar ongkos sebesar 50ribu, PP --sudah naik beberapa puluh ribu dari postingan blog yang saya baca sebelum berangkat T_T. Tidak ada karcis, Bapak-bapaknya bilang, untuk pulangnya, kami bisa menaiki kapal yang mana saja. Sistem percaya antara penumpang dan penyedia jasa transportasi rupanya berlaku di sini.

Daaan..kapal ini rupanya menyerupai angkot di kampung halaman saya, yang harus menunggu penuh supaya bisa berangkat. Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya kapal mulai bergerak diiringi suara mesin yang lumayan berisik. Fiuuh. 

Kapal kami disalip sama kapal yang satu ini T-T
30  menit penyeberangan berlangsung menyenangkan; mungkin karena akhirnya saya bisa melihat hamparan air laut yang sudah begitu lama dirindukan -ceileh-. Angin yang sepoi-sepoi dan goncangan kapal membuat mata terasa berat; ngantuk. Di pinggir pantai Tanjung Pasir, air laut berwarna keruh kecoklatan, tetapi ketika sudah di tengah, warna biru sangat memanjakan mata. Buat saya, melihat hamparan air laut berwarna biru dan berkilauan terkena cahaya matahari itu keren banget. 😎

Perairan dekat pantai Tanjung Pasir, berari kecoklatan


Nah, ini air warna biru tosca di tengah laut, bersih
HERE WE ARE!


Pulau Untung Jawa sudah dilengkapi dengan dermaga, sehingga memudahkan pengunjung turun dari kapal. Sesampainya di dermaga utama, kami disambut abang-abang yang menawarkan wahana air: banana boat, donut boat, dan snorkeling.

Ngapain aja di sana?
Well,  ada banyak hal yang dilakukan di pulau Untung Jawa; dari sekedar duduk santai menikmati udara pantai, jalan-jalan mengelilingi pulau, berenang, atau mencoba wahana air dan snorkeling.

Setelah berfoto dan menengok toko kerajinan kerang, kami beristirahat sebentar sembari menyantap bekal untuk brunch (breakfast-lunch) dan ngobrol cantik kesana kemari,hihi. Oya, di Untung Jawa ada sejumlah gazebo yang bisa kita tempati tanpa membayar alias gratis lho. Bahkan tanpa harus membeli apapun dari pedagang yang ada di sebelahnya.

Mbak En, my only friend on this trip
Selepas dzuhur, kami baru berjalan, melihat-lihat sekitar, jajan, dan akhirnya menuju ke pantai utama, bersentuhan langsung dengan pasirnya. Air di pantainya tergolong bersih, ombaknya kecil; jadi aman untuk anak-anak bermain air. Faktanya, kemarin, pantai didominasi oleh anak kecil yang berenang, sekedar bermain air dan pasir.


Ramainyaa...
Kami, donut boat, dan dua orang asing
Awalnya kami hanya ingin duduk dan menikmati pemandangan karena selain panas, kami tidak membawa baju ganti. Untungnya (?), ada seorang bapak yang berhasil meyakinkan kami untuk mencoba main dan nggak pake basah. Marketing bapak ini patut diacungi jempol; terbukti dengan terbujuknya kami untuk menaiki wahana air meskipun hanya donut boat, dengan membayar 25ribu sekali jalan.

Hari itu, kami hanya menjelajahi satu sisi pulau, di kanan-kiri dermaga. Nggak kuat sama teriknya matahari. Tapi, kalau punya waktu lebih dan ingin menjelajahi seluruh penjuru pulau, ada bentor (becak motor) atau sepeda yang bisa disewa. Denger-denger dari salah seorang penjual jajanan di sana, ongkos sewa sepeda sekitar 10ribuan per jam.

Souvenir dan Oleh-Oleh
Ada dua toko yang kami jumpai menjual berbagai kerajinan dari kerang; seperti bros, tirai, pajangan, ikat rambut, gelang, dan sebagainya. Ada pula penjual yang menawarkan baju dengan tulisan Untung Jawa; oleh-oleh khas. Bagi yang mau oleh-oleh berupa makanan, ada ikan asin, makanan dari rumput laut, dan manisan cermai

Beli kaos buat oleh -oleh
Boleeh...
Toko souvenir dan kerajinan kerang
Fasillitas dan Transportasi
Pulau Untung Jawa ini menjadi pemukiman penduduk; sehingga fasilitas yang ditawarkan lumayan lengkap; ada homestay, tempat makan, dan juga musholla. Harga makanan di sana, menurut kami -saya dan mbak En- masih tergolong sangat terjangkau. Misalnya, seporsi pecel ayam seharga 15ribu dan es teh manis yang masih seharga 3ribu rupiah saja.

Sedangkan untuk transportasi, seperti yang saya sudah saya sebutkan, ada bentor dan sepeda yang bisa kita gunakan untuk mengelilingi pulau.

Becak motor

Musholla. Untuk sampai ke sini,
kami harus melewati beberapa rumah penduduk
Yak, demikianlah cerita perjalanan singkat kami ke Pulau Untung Jawa; cukup mengobati kerinduan pada laut dan pantai. See you again, someday.

Monday, 26 December 2016

25 Idiom (Bahasa Inggris) Sehari-hari

Menyambung postingan sebelumnya tentang idiom, berikut dua puluh lima idiom yang sering dipakai di bahasa Inggris sehari-hari. Lumayan untuk mengawali perkenalan dengan dunia idiom.

1. Hit the book
Arti: belajar
Image result for hit the booksContoh kalimat: I can't watch movies with you, I must hit the book. I'll have test tomorrow.

2. Once in a blue moon
Arti: sangat jarang terjadi
Contoh kalimat: He washes his own clothes once in a blue moon.

3. Speak of the devil
Idiom yang ini digunakan sebagai seruan ketika orang yang sedang kita bicarakan tiba-tiba muncul di depan kita. Istilah bahasa Indonesia-nya 'panjang umur!'.
Contoh kalimat: Speaking of the devil! We just talked about you.

4. Stab someone in the back
Artinya adalah menyakiti atau mengkhianati orang yang sudah kenal dekat. Padanan dalam bahasa Indonesia yang paling tepat mungkin adalah 'menusuk dari belakang'; baik dengan seseorang tetapi diam-diam membicarakan kejelekannya atau malah mencelakainya.
Kata 'someone' di idiom ini bisa diganti dengan nama orang. Misalnya: I never thought that she will stab Mark in the back.

5. Get over something/someone
Ketika seseorang merasa sangat sedih karena putus cinta, tapi kemudian dia bisa melupakan kesedihannya, itu artinya dia sudah get over something. Maknanya semacam istilah populer 'move on'. Contoh kalimat: Has she got over her ex boyfriend? >> Apakah dia sudah melupakan mantan pacarnya?

6. Piece of cake
Frasa ini berarti '(sangat) mudah'; tidak berhubungan sama sekali dengan kue.
Contoh kalimat: Learning English is a piece of cake.

7. Behind someone's back
Artinya 'tanpa sepengetahuan seseorang'. Seseorang di frasa ini bisa diganti dengan nama atau possessive adjective (my, your, her, their, etc,).
Contoh kalimat: He likes talking about people behind their back.

8. Easy come, easy go
Idiom yang ada di lagunya Bruno Mars-Grenade ini dipakai untuk menggambarkan orang yang menganggap sesuatu bisa didapatkan dengan mudah (terutama terkait uang) sehingga dia tidak merasa khawatir terhadap apapun. Selain itu, easy come easy go juga bisa menjelaskan hilangnya sesuatu yang diperoleh hanya dengan sedikit usaha.
Contoh kalimat: She can spend money as fast as she earned it. It's easy come easy go for her.

9. Keep your chin up
Ini adalah alternatif ucapan untuk memberi semangat kepada orang lain. Artinya sama seperti 'stay strong', 'you'll get through this'; atau dalam bahasa Indonesia, kita bisa bilang 'kamu akan baik-baik saja' atau 'kamu pasti bisa melalui ini.

10. Step up your game
Idiom ini dipergunakan seperti kata kerja, yang artinya 'memperbaiki diri' atau senada dengan 'berusaha lebih keras'.
Contoh kalimat: If you want to win this competition, you need to step up your game'.

11. Go the extra mile
Arti dari idiom ini mirip dengan step up your game; artinya melakukan sesuatu yang lebih (dari yang dilakukan orang lain) untuk mencapai yang diinginkan.
Contoh kalimat: This is not enough. You have to go the extra mile to be proficient in English.

12. Blew me away
Seringkali, idiom ini juga dipakai dengan struktur 'I'm blown away'; dengan arti yang sama, yaitu sangat terkesan. Saya pernah melihat juri Master Chef US, Gordon Ramsay, menggunakan ini untuk memuji masakan salah satu kontestan.
Contoh kalimat: His poem just blew me away > Puisinya membuatku sangat terkesan


Image result for you rock13. You rock! 
Bukan tentang musik rok, tetapi You rock adalah kalimat pujian yang artinya 'kamu hebat'. Yah, sama lah seperti you're amazing, you're great, dan sejenisnya; tapi yang ini lumayan anti-mainstream, hehe.

14. So far so good
Mungkin ini adalah salah satu idiom yang populer, bahkan para pemula yang belajar bahasa Inggris pun mengenal dan mengerti artinya. Yup, so far so good artinya 'sejauh ini menyenangkan/memuaskan'.
Contoh kalimat: Hey, how is your new job? "Well, so far so good".

15. Cost (somebody) an arm and leg
Ketika sesuatu teramat mahal, kita bisa mengatakannya cost an arm and leg. Kata 'cost' di sini berlaku sebagai kata kerja, sehingga harus disesuaikan dengan subjeknya.
Contoh kalimat: This bag costs an arm and leg/These bags cost (me) an arm and leg.
*perhatikan perbedaan di kata 'cost'
*kata 'me' -atau bisa diganti dengan subjek lain- boleh dipakai atau tidak

16. See eye to eye
Artinya adalah mencapai kesepakatan dengan seseorang (setuju).
Contoh kalimat: They finally saw eye to eye on the date of next marketing event.
*kata see (present) berubah menjadi saw (past) karena perubahan tenses

17. Break a leg
Fungsi dari idiom ini sama seperti frasa good luck, alias semoga berhasil. Umumnya, break a leg disampaikan kepada seseorang yang akan naik panggung untuk berakting; misalnya dalam rangka pertunjukan drama. Tidak lazim menggunakannya di konteks lain seperti menjelang pertandingan olahraga.

18. Feeling blue
Warna biru yang kalem ini sepertinya diidentikkan dengan rasa sedih oleh orang Inggris sana. Jadi, feeling blue berarti sedang merasa sedih.
Contoh kalimat: I got bad score on my English test. I'm feeling so blue right now.

19. Go Dutch
Artinya adalah 'bayar sendiri-sendiri' atau anak gaul sekarang bilang PT-PT. Kenapa Dutch (Belanda) yang dipilih masih menyisakan pertanyaan. Ada yang menyebut bahwa istilah ini mengacu pada pintu-pintu di Belanda yang mempunyai dua bagian berukuran sama.
Contoh kalimat: It's okay if you don't have enough money for the ticket. We can go Dutch.

20. Couch potato
Image result for couch potatoIstilah ini digunakan untuk menyebut orang yang menghabiskan banyak waktu (bermalas-malasan) di depan televisi; atau menonton televisi terlalu lama/sering.

Konon kabarnya, idiom ini berasal dari budaya orang Barat yang biasanya menonton televisi dari atas semacam sofa (couch) sambil memakan keripik kentang (potato).
Contoh kalimat: My little brother is a couch potato. He watches television all day long on his holiday.

21. Keep your cool
Idiom yang satu ini bisa dipakai untuk meminta seseorang tetap tenang meskipun dalam kondisi tertentu; mirip seperti 'calm down!'. Frasa yang berlawanan dari ini adalah lose (someone's) cool yang berarti 'emosi/marah'.
Contoh kalimat: I know you're nervous but you have to keep your cool.
                          He is really annoying. He made me lose my cool (Dia membuat saya marah).

22. Fair enough
Fair enough bisa menjadi alternatif dari kata 'okay' ketika kita setuju dengan (permintaan) seseorang.
Contoh kalimat: You want me to go now? Fair enough, I'll go now.

23. Miss the boat
You have to apply now or you will miss the boat! >> Kamu harus mendaftar sekarang atau kamu akan kehilangan kesempatan. Idiom yang ini berarti kehilangan atau melewatkan sebuah kesempatan.

24. Sold me out
Sama sekali tidak ada hubungannya dengan menjual, idiom ini digunakan ketika menyebut seseorang telah membocorkan rahasia yang sudah kita percayakan kepadanya.
Contoh: I can't believe you sold me out. I trusted you.

25. Call it a day
Saat jam sudah menunjukkan pukul 12 siang kala sedang rapat, dan kita ingin mengakhirinya, kita bisa mengatakan 'Let's call it a day'. Idiom ini berarti mengakhiri sebuah aktivitas di hari tersebut; seringkali dihubungkan dengan aktivitas kerja, meskipun bisa juga dipakai dalam konteks yang berbeda.

Fiuh, selesai juga 25 contoh idiom. Let's use them to make us sound like native speakers, yeah! 😆

Sunday, 25 December 2016

Regrets - 20 Years from Now

Meskipun ada perdebatan di luar sana -tentang siapa yang sebenarnya mengucapkan atau menuliskan kutipan di atas untuk pertama kali-,tetap saja ini menarik (setidaknya) bagi saya. Kutipan ini kira-kira diartikan begini:dua puluh tahun dari sekarang, kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan, dibanding yang sudah kita lakukan. Oleh karena itu, bebaskan diri dan pergilah dari zona nyaman kita. Jelajahi hal-hal dan/atau tempat baru, bermimpilah, dan temukan sesuatu. 

Yang membuat kutipan tersebut menarik adalah ajakannya untuk tidak ragu melakukan sesuatu yang baru, yang belum pernah kita lakukan; menjelajahi tempat baru yang selama ini hanya bisa dipandang lewat layar handphone atau laptop, yang hanya kita dengar ceritanya dari orang lain. Oh, tentu saja, hal baru di sini adalah yang bersifat positif. 😎

Penyesalan
Setiap orang tentunya pernah berurusan dengan yang namanya 'penyesalan', yang datangnya tak pernah di awal. Hubungannya dengan penyesalan, kutipan di atas memberitahu bahwa kemungkinan kita akan lebih kecewa jika tidak melakukan sesuatu; menyesali 'Kenapa dulu aku nggak nyoba ini, nggak ngelakuin itu?'. Meskipun mungkin hal yang kita lakukan juga akan menimbulkan kekecewaan dan penyesalan, tetapi besarnya tidaklah setara dengan yang belum dilakukan. Kalau dipikir, benar juga sih. Rasanya kalau mengingat masa lalu, yang lebih disesali adalah yang belum kejadian. Misalnya, kenapa nggak nulis di blog sejak dulu. hiks.

Yuk ah, latihan berani untuk melakukan hal-hal yang baru. Jangan terlalu lama memikirkan akibat dari hal baru yang akan kita lakukan, karena kata Ali bin Abi Thalib, selamanya kita tidak akan menjadi orang yang berani kalau terlalu memikirkan akibat dari suatu keputusan atau tindakan.

Wednesday, 21 December 2016

Belajar Bahasa Inggris: Idiom #1

Belajar bahasa Inggris, tidak lengkap kalau tidak mempelajari idiom. Apa itu idiom? Idiom adalah gabungan dari beberapa kata yang memiliki arti berbeda (terkadang sama) dengan kata-kata yang menyusunnya. Misalnya, 'rain cats and dogs'; sama sekali tidak berhubungan dengan kucing ataupun anjing; karena artinya adalah hujan deras. Dalam bahasa Indonesia pun, kita juga mengenal istilah idiom; dengan pemaknaan yang sama. Contohnya adalah kepala batu (keras kepala), meja hijau (pengadilan), lintah darat (rentenir), dan sebagainya.

Mengapa perlu belajar idiom?
Unsur terpenting ketika belajar bahasa Inggris adalah vocabulary alias kosa kata. Jangan bayangkan ini hanya mengartikan kata per kata, karena kosa kata juga melingkupi beberapa poin, salah satunya adalah idiom. Dengan memiliki perbendaharaan idiom, akan lebih mudah untuk memahami apa yang kita dengar baca. Gampangnya begini, kalau kita hanya tahu arti kata rain, cat, dan dog tanpa mengetahui arti idiom yang melibatkan tiga kata tersebut; kemungkinan kita akan salah memahami sesuatu.

Manfaat yang kedua tentu saja akan terasa ketika kita berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris. Idiom disebut sebagai warna dalam sebuah bahasa. Artinya, apa yang kita sampaikan bisa menjadi lebih menarik jika menggunakan idiom.

Bagaimana cara mengenali idiom?
Belajar idiom itu gampang-gampang susah. Bagi yang punya ingatan bagus, tentu akan lebih mudah menghafal sejumlah idiom. Tetapi idiom bisa kok dikenali, meskipun kita belum mengetahui artinya. Caranya adalah dengan melihat konteks kalimat. Jika gabungan kata terlihat tidak nyambung dengan kata-kata sekitarnya, maka ada kemungkinan itu adalah idiom.

Misalnya: I'm not sure, but that name rings a bell.
Kalau diartikan secara harfiah (menurut arti per kata), maka menjadi "Saya tidak yakin, tapi nama itu membunyikan bel". Terdengar aneh, kan? Nah, itu karena ring a bell adalah idiom yang berarti 'terdengar familiar/sudah pernah dengar sebelumnya'.

Cara Belajar Idiom
Ini bagian terpentingnya, bagaimana cara mempelajari idiom? Well, karena idiom termasuk bagian dari kosa kata, maka tips mempelajarinya pun sama: sering-seringlah membaca teks bahasa Inggris atau mendengarkan musik atau video, cari artinya, tulis, dan gunakan. Jika suka menghafal, tinggal cari situs-situs yang menyajikan materi tentang idiom, baca dan hafalkan, lalu gunakan. Kenapa harus digunakan? Agar otak kita lebih mudah mengingatnya; semakin sering dipakai, semakin besar kemungkinan hafalnya.

Sunday, 18 December 2016

1 Ayat 1 Nyawa #Menghafal Qur'an di Suriah

Tadi sore, sembari menggosok baju, saya mendengarkan video yang diputar oleh suami. Isinya tentang cerita pengabdian di Suriah. Rupanya yang menjadi pembicaranya adalah Ihsanul Faruqi, seorang relawan Misi Medis Suriah. Beliau sempat mengabdi di bumi Syam selama setahun.

Sebagian besar isi video adalah cerita beliau tentang betapa mengerikannya apa yang sedang terjadi di Suriah sana, bukan sekedar tentang ISIS, tetapi lebih pada pembantaian umat muslim Sunni oleh pemimpinnya yang punya kepercayaan Syiah jenis paling sesat.

Tapi tulisan ini tidak akan membahas kengerian seperti apa yang tengah menimpa saudara muslim Sunni di sana, melainkan satu poin yang Ihsanul Faruqi sampaikan di penghujung video. Adalah keinginan kuat anak-anak di Suriah untuk menghafal Al-Qur'an-lah yang terasa sangat menohok di hati. "Jleb banget", kalau kata suami.

Di satu hari pengabdiannya di sana, Ihsanul Faruqi menceritakan ada anak kecil yang malu-malu meminta dibawakan Qur'an karena mereka ingin sekali menghafalkannya, sedangkan mereka tidak memiliki satu pun mushaf. Sungguh mengharukan. Di tengah penderitaannya--kehilangan tempat tinggal, orang tua, kekurangan makanan, dan sebagainya-- dan juga ancaman kematian, mereka tidak meminta makanan ataupun perlindungan, tetapi justru kitab suci yang mereka rindukan.

Kemudian, setelah mendapatkan mushaf, mereka dengan riang gembira membaca dan menghafal Qur'an. Mereka pun menebusnya dengan darah, beberapa bahkan dengan nyawa; karena bom menghantam bangunan tempat mereka membaca dan menghafal Qur'an. Heartbreaking. Ihsanul menyebutnya dengan ibarat '1 ayat 1 nyawa'.

Bagaimana dengan umat muslim yang tinggal di Indonesa (termasuk saya), negeri yang masih terbilang aman dan tentram? Anak-anak kecil (muslim) jaman sekarang, banyak yang lebih menginginkan handphone baru, games baru, dan hiburan lainnya untuk kemudian sibuk memainkannya; dibandingkan minta dibelikan mushaf Qur'an baru lalu menghafalnya.

Sungguh semoga kisah Ihsanul Faruqi di atas menjadi pengingat yang tidak sekedar mengingatkan, tetapi juga menjadi semangat untuk lebih mendekat pada kitab suci Al-Qur'an, sebagaimana sudah diperintahkan oleh-Nya. Mulailah bertanya "Sudahkah kita seperti mereka, para mujahid kecil penghafal Qur'an di Suriah?".

Saturday, 17 December 2016

(Masih) Tentang Boikot Sari Roti

Dari kemunculan beritanya tanggal 3 Desember, Sari Roti masih diperbincangkan hingga saat ini; setidaknya pagi ini, di ruang guru tempat saya bekerja. Jadi pengen menulis uneg-uneg yang muncul dua minggu yang lalu--tapi belum sempat tertulis, tentang roti yang (orang bilang) enak ini.

Klarifikasi yang Tidak Perlu
Blunder. Itu adalah kata pertama yang terlintas di benak ketika mendengar berita dan membaca klarifikasi dari SR. Blunder sendiri adalah kata bahasa Inggris yang berarti melakukan kecerobohan atau kesalahan bodoh. Kenapa demikian? Ada dua hal; yang pertama adalah pemilihan kata-kata, dan yang kedua adalah pemilihan waktu.

Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 

Demikian informasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman diberbagai pihak. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berkomitmen untuk selalu menjaga Nasionalisme, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika, serta tidak terlibat dalam semua aktivitas kegiatan politik.

Dari kutipan di atas, Sari Roti sebenarnya hanya ingin mengklarifikasi bahwa mereka tidak menggratiskan roti untuk para peserta aksi 212 secara resmi. Akan tetapi, di bagian berikutnya, seolah-olah ingin mengatakan bahwa pihaknya menganggap bahwa Aksi 212 adalah aktivitas politik (yang sebenarnya bukan) yang tidak menjaga keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Padahal, tanpa adanya klarifikasi ini, tak terlintas sekalipun di pikiran saya, anggapan bahwa itu roti gratisan dari perusahaan Sari Roti. Itulah kenapa saya bilang ini tidaklah perlu, dan justru menjadi blunder; karena akhirnya umat muslim mengetahui bahwa SR tidak mendukung aksi 212. Kalau kata teman saya: "Gimana sih ini PR (Public Relation)nya?".

Kedua, pemilihan waktu. Well, sehari setelah aksi, suasana pastilah sedang hangat-hangatnya. Dukungan mengalir deras dari muslim di berbagai tempat. Ketika muncul satu suara yang 'tidak mendukung', heboh sudah.Reaksinya pun menjadi cenderung galak. Mungkin, hanya mungkin sih, reaksinya tidak akan segalak itu jika disampaikan ketika keadaan sudah 'adem'.

Reaksi yang Berlebihan
Terkait dengan poin kedua di atas, ada orang-orang yang begitu 'bersemangat' dalam menunjukkan reaksi, boleh dibilang lebay alias berlebihan. Saking 'semangat'nya, ada yang mencaci maki sampai menginjak roti dan diunggah pula ke media sosial. I mean.., come on! Ngga segitunya juga.Apalagi kalau yang melakukan itu orang beragama Islam, malu. Sedangkan dalam Islam, diperintahkan untuk berkata hal yang baik saja atau diam. Pun dilarang membuat makanan menjadi mubadzir. Dua perbuatan lebay di atas jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam. A big no no.

Jika memang tidak suka, atau kecewa, atau apalah itu namanya, sekedar tidak membeli produknya pun sudah cukup. Atau kalau memang kesal sangat, bolehlah mengomel sedikit, di dalam hati atau bersama orang terdekat tanpa diekspos ke publik.

Pilihan Sikap
Dari hasil membaca postingan, komentar, dan mendengarkan langsung, terdapat dua kubu besar terkait boikot roti ini: pro dan kontra. Yang pro beralasan bahwa SR tidak mendukung perjuangan umat Islam, jadi tidak perlu pula didukung. Lagipula, masih banyak produsen roti lain yang tidak kalah enak. Yang kontra mengatakan bahwa boikot SR itu lebay, ngga perlu.

"Kasian abang yang jual Sari Roti kalau dagangannya ngga laku". Nah, kalau yang ini, komentar teman saya yang setuju boikot tapi hatinya yang penuh kasih sayang meragukan. Waktu dia bilang begitu, saya terhenyak: betul juga. Untungnya, ada teman lain yang mengingatkan "Rezeki kan dari Allah, nanti juga ada gantinya".  Wah, ini jawaban yang sungguh keren,

Dengan pilihan sikap yang tersedia, kita bebas menentukan mau berada di sisi mana. Saya sendiri sudah beberapa bulan pindah ke lain hati, tidak lagi suka membeli Sari Roti. Dengan adanya kejadian ini, saya hanya tinggal meneruskan kebiasaan saya.hehehe

Hikmahnya? 
Sebagaimana peristiwa pada umumnya, tentu banyak hikmah yang bisa dipetik; misalnya tentang kehati-hatian menyampaikan sesuatu lewat bahasa verbal, karena terkadang bisa menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Juga tentang keputusan untuk berdiri di satu pihak, yang membutuhkan ketegasan. Satu lagi yang juga saya dapatkan dari postingan kawan, adalah kemungkinan untuk muncul dan naiknya popularitas roti produksi lokal yang selama ini 'tenggelam dalam dominasi Sari Roti sebagai merk favorit.

By the way, kemarin, di salah satu minimarket, meskipun tidak berniat beli roti, saya sengaja mlipir ke rak-rak yang menampung beberapa merk roti. Daan, rak Sari Roti masih penuh. Mungkin baru distok? Atau memang..? Ah sudahlah, tidak usah dilanjut yaa.

Sunday, 11 December 2016

If You are My Mirror

If you are my mirror, then everything you show is me
If I see something I hate on you, then it must be me hating myself
If I want to change something on you, then I must change myself

Pernahkah terbersit rasa tidak suka terhadap pasangan? Kecewa karena dia melakukan sesuatu yang menurut kita tidak baik, atau tidak menyenangkan?
Sebenarnya wajar, jika itu terjadi, sangat wajar malah. Kenapa? Karena sepanjang hubungan itu adalah proses belajar: terus mempelajari pasangan beserta perilaku dan sifatnya, baik buruknya. Proses ini akan terus berlanjut karena baik buruk seseorang tidak akan terlihat sekaligus, melainkan muncul satu demi satu.

Ngomongin soal ini, saya jadi teringat nasihat Aa Gym waktu itu terkait kehidupan pernikahan. Pesan beliau yang sangat saya ingat adalah:
~daripada fokus pada kekurangan pasangan, lebih baik berkaca: sudah sebaik apa kita.
~hanya Allah yang bisa mengubah seseorang, termasuk pasangan kita. Jadi, tidak perlu terlalu memaksakan untuk mengubah sang kekasih hati. Dekatilah Pemiliknya, dan mintalah Dia untuk mengubah pasangan kita menjadi lebih baik,
~sementara itu, mendekati Sang Pemilik semua hati berarti pula kita harus lebih banyak memperbaiki diri dibanding mengeluhkan kekurangan pasangan kita. Betul tidak??

Saturday, 10 December 2016

Saat Malas Menulis

Bagi pemula seperti saya, rasa malas untuk menulis masih sering muncul. Kata orang, salah satu penyebabnya adalah tidak ada ide. Tapi, bahkan ketika ada ide, saya masih saja merasa malas. Hmm..sedikit menyedihkan ya 😂

Untuk itu, saya mencoba mencari kesana-kemari tentang hal-hal yang bisa dilakukan ketika sedang merasa malas menulis. Berikut cuplikannya.

#1 Istirahat
Istirahat menjadi penting ketika otak dan badan sudah merengek minta rehat sejenak. Menurut pengalaman sih, kalau sudah capek, biasanya hasrat menulis pun menguap macam uap air mendidih, wushh.. Maka dengan istirahat yang cukup, diharapkan kondisi badan menjadi lebih segar dan ide ide pun kembali bermunculan.

#2 Piknik
Kata orang, kebanyakan bekerja atau belajar itu nggak baik. Jenuh pasti akan datang pada satu masa. Piknik bisa menjadi pemecah masalah. Mengunjungi tempat baru atau tempat favorit tanpa memikirkan pekerjaan atau tugas belajar akan membantu menghapuskan luka, eh, kejenuhan.
Yakin deh, kalau suasana hati senang, melakukan segala hal akan terasa lebih ringan, termasuk menulis.

#3 Membaca Buku
Secangkir kopi bisa tersaji kalau ada kopi, air, gula, dll. Bahan-bahan adalah input, dan secangkir kopi adalah output. Begitu pula dengan tulisan; dibutuhkan bahan agar ia bisa 'tersaji'. Membaca buku tentu menjadi bahan yang sangat bagus. Karena topiknya mengatasi rasa malas, bacalah jenis buku yang disukai. Kalau bukan buku yang disukai, jangan-jangan nanti malah jadi tambah malasnya.

#4 Memperhatikan sekitar
Bahasa kerennya 'observasi'. Duduk diamlah di suatu tempat sambil menikmati cemilan atau minuman favorit, lalu perhatikan sekeliling. Bisa jadi ada sesuatu menarik yang mampir di mata atau pikiran kita.
Apa iya malasnya akan hilang? Bisa iya bisa juga nggak.haha. Tapi setidaknya munculnya ide (buat saya) sudah bisa menjadi senjata untuk mengalahkan rasa malas.

Demikian, untuk menjadi pengingat sendiri, dan semoga bermanfaat untuk yang baca.

Saturday, 3 December 2016

Learning English: Mulai dari yang Disukai

Dewasa ini, semakin banyak yang menyadari pentingnya menguasai bahasa Inggris. Untuk latar belakang dan tujuan yang berbeda, anak-anak hingga orang tua pun tidak ragu untuk mulai mempelajari bahasa Inggris. Niat dan semangat sudah ada, tetapi seringkali orang bingung untuk memulai dari mana. Maka saran terbaik yang bisa saya berikan adalah: mulailah dari hal yang disukai. 

Kenapa demikian? Karena dengan melakukan hal yang disukai, harapannya, proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Jika suasana hati dan pikiran senang, penyerapan ilmunya pun (semoga) menjadi lebih cepat dan tahan lama. Nah, apa saja yang bisa coba digunakan untuk mulai belajar bahasa Inggris?

#Lagu Berbahasa Inggris
Ini adalah cikal bakal saya belajar bahasa Inggris; yang membuat saya masih bertahan untuk menyukai bahasa ini hingga sekarang. Bagaimana caranya?
  • Pertama, cukup dengarkan lagu-lagu yang kita sukai. Bisa dimulai dari lagu yang pelafalan liriknya tidak terlalu cepat. Ini akan menjadi latihan listening. 
  • Kedua, cari liriknya di internet, tulis di buku. Dulu, saya punya satu buku yang khusus untuk menulis lirik lagu. Di tahap ini, reading dan writing akan dipraktekkan.
  • Ketiga, cari arti dari lirik lagu tersebut. Jika ada kosa kata yang belum tau artinya, cek kamus. Segera tuliskan kata tersebut beserta artinya.
  • Keempat, dengarkan lagu sembari melihat teks liriknya. Dengan listening kedua ini, kita bisa mengetahui pronunciation atau pengucapan kosa kata yang ada di dalam lirik lagu. 
  • Kelima, setel lagunya, dan bernyanyilah. Ini adalah latihan speaking.
  • Keenam, ulangi untuk membaca dan menyanyikan lagu, sehingga kosa kata baru lebih mengendap di ingatan. karena itu adalah unsur paling penting dalam belajar bahasa Inggris.
#Menonton Film atau Video Berbahasa Inggris
Selain bernyanyi, menonton film juga punya banyak penggemar. Dengan adanya YouTube dan situs film yang bertebaran di internet, rasa-rasanya cara kedua ini tidak sulit dipraktekkan. Apalagi kalau didukung internet yang memadai.
  • Mulailah dengan menonton film beserta subtitle bahasa Indonesia untuk latihan listening dan memahami isi film.
  • Lanjutkan dengan mencari fillm dengan subtitle bahasa Inggris. Di tahap ini, kita akan belajar 'mencocokkan' apa yang kita dengar dengan apa yang kita lihat; yang secara otomatis mengajari kita pronunciation (pengucapan) dari berbagai kata. Dan teteup, kalau ketemu kata yang belum diketahui artinya, segera catat dan cari artinya.
  • Setelah dua tahap di atas terlaksana, cobalah untuk menonton tanpa menggunakan subtitle.
  • Berikutnya, buatlah tulisan atau rekaman berupa tanggapan atas film yang sudah selesai ditonton. Tidak harus panjang, pendek pun sudah menjadi ajang latihan menulis dan atau berbicara dengan bahasa Inggris
Di atas adalah dua contoh cara menyenangkan untuk mulai belajar bahasa Inggis. Yang perlu diingat adalah bahwa belajar bahasa membutukan waktu yang panjang dan usaha yang terus menerus; tidak bisa langsung jago dalam beberapa hari atau minggu. Kuncinya adalah latihan, latihan, dan latihan lagi. 

Oh ya, jangan lupa untuk menyiapkan 'senjata' ketika belajar bahasa Inggris; yaitu KAMUS, baik itu berupa buku atau kamus digital. Itu akan sangat membantu. Good luck!

Image result for keep calm and learn english

Monday, 28 November 2016

Cerita Anak Murid: 3 Bulan= 3 Minggu

Tiga bulan sama dengan tiga minggu? Kalau dinalar secara umum, jelas nggak wajar. Tetapi kalau dilihat dari sudut pandang lain, persamaan itu menjadi mungkin benar. Ini berlaku dalam hal mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, atau dosen di kampus. Dan, ya, sejak dari dahulu pun ini sudah umum terjadi. 😅😄

Setiap guru atau dosen biasanya sudah mempertimbangkan segala hal sebelum akhirnya memberikan tenggat waktu pengerjaan tugas. Misalnya, jika tugas dipandang tidak memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan, maka durasi pun dibuat pendek; dan begitu pula sebaliknya.

Akan tetapi, tidak semua murid atau mahasiswa (sekalipun) memahami ini, dan melaksanakan tugas sesuai harapan guru atau dosen. Dalam kenyataannya, kalau mereka diberi waktu seminggu, banyak yang baru mulai mengerjakan satu atau dua hari sebelum deadline.

How come?
Kok bisa ya para anak murid yang cerdas ini memunculkan persamaan 3bulan=3 minggu, 7hari=2hari? Ada beberapa kemungkinan jawaban:

Satu, mereka sibuk dengan tugas-tugas dan kegiatan di luar jam sekolah/kampus. Sebagaimana kita tahu, anak sekolah zaman sekarang kadang terlihat lebih sibuk dari orang yang sudah bekerja. Mereka belajar dari pagi hingga sore, ikut les di sana- sini, masih harus mengerjakan seabreg tugas sekolah. Belum lagi kalau mereka tergolong aktif mengikuti kegiatan organisasi yang dikenal cukup menyita waktu.

Meskipun menggunakan alasan 'sibuk' sebagai alasan untuk molor atau malah tidak mengerjakan tugas bukanlah hal yang cerdas, tetapi setidaknya para penddik bisa berempati sedikit dengan suka-duka anak sekolah zaman kini.😋

Dua, para murid ini memang tidak butuh waktu banyak untuk mengerjakan tugas tertentu, sehingga mereka bisa menyelesaikannya lebih cepat dari teman yang lain. Akan tetapi, ada berapa banyak jenis murid yang seperti ini? Silakan dijawab sendiri.

Tiga, ini su'udzon saya aja sih, mereka tergolong tipe 'penunda' yang punya kalimat sakti 'entar aja ah'.Kalau sudah termasuk tipe ini, mereka akan punya sejuta alasan untuk tidak mengerjakan tugas segera atau malah tidak mengerjakannya sama sekali.

Empat, tidak adanya kerjasama antar anggota tim. Ini khusus berlaku untuk tugas kelompok yang seharusnya dikerjakan bersama oleh seluruh anggota. Jika ada satu dua orang 'penyelamat', tugas tetap akan beres karena mereka inilah yang akan merelakan diri mengerjakan tugas. Tapi jelas bukan, itu bukan hal yang bagus?

Terlebih jika tipe tugasnya memerlukan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi, misalnya tugas drama. Tidak lengkapnya personil tim sudah pasti akan mengganggu kelancaran persiapan.

Kesimpulannya, ada sejumlah kemungkinan yang membuat murid atau mahasiswa mengerjakan tugas mepet deadline; yang bisa menyebabkan hasilnya tidak memuaskan. Untuk para pendidik, mungkin perlu untuk memahami kondisi mereka. Ini tidak berarti selalu menolerir lho ya, tetapi lebih pada bagaimana mengatur supaya tugas dikerjakan tepat waktu dengan hasil sesuai yang diharapkan.

Untuk para pelajar, tentu ini menjadi waktu-waktu krusial untuk melatih diri supaya bisa mengatur waktu dengan baik. Di antara sekian banyak murid, pasti ada yang mengerjakan tugas 'di awal waktu', dan mereka inilah yang seharusnya menjadi panutan. Mengatur waktu dan menentukan skala prioritas adalah keterampilan yang membutuhkan waktu untuk menguasainya. The sooner (you start to learn), the better.

Sunday, 27 November 2016

Resensi: Tentang Kamu

Baru saja menyelesaikan novel terbaru Tere Liye berjudul 'Tentang Kamu'. Di awal, sebelum buku ini diterbitkan, seperti biasa Tere Liye woro-woro di fanpagenya; tentu saja di Facebook, satu-satunya akun media sosial saya yang paling layak disebut aktif. Ketika melihat judulnya, saya mbatin, novel ini akan berisi kisah romance, mungkin semacam novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin. Setelah membacanya? Ternyata saya salah. Fiuh.

Tema besar dari novel ini, menurut saya, adalah tentang bagaimana kita menguatkan diri untuk menrima semua kesedihan yang menimpa kita, menjadikannya kekuatan untuk melangkah di fase selanjutnya. Tere Liye memakai istilah yang menjadi favorit saya: 'memeluk semua kesedihan'.

Setebal 524 halaman, Tentang Kamu menceritakan perjalanan Zaman Zulkarnaen, seorang junior associate (jabatan di bawah senior lawyer di sebuah firma hukum) di Thompson&Co., London; dalam menelusuri kehidupan seorang Sri Ningsih. Sri yang baru saja meninggal rupanya telah menitipkan amanat kepada Thompson&Co. untuk mengurus warisannya yang bernilai 19 triliun rupiah. Selain hasil kerjanya yang dinilai memuaskan, kenyataan bahwa Zaman dan Sri berasal dari negara yang sama, Indonesia, membuat pimpinan firma menyerahkan kasus ini pada Zaman.

Yang menjadi masalah dalam urusan warisan ini adalah tidak adanya informasi utuh tentang siapa yang menjadi ahli waris Sri Ningsih, untuk harta sebanyak itu. Maka dengan bermodalkan sebuah diary tua, Zaman memulai penelusuran hidup Sri mulai tanah kelahirannya di Sumbawa. Setelah itu, kisah Sri berlanjut ke kota Surakarta, Jakarta, London, dan terakhir di Paris. Di setiap kota tersebut, Zaman menemukan sejumlah kisah memilukan yang dialami Sri; mulai dari kehilangan ibu dan ayahnya, diperlakukan dengan tidak baik oleh ibu tirinya, dibenci oleh sahabat sendiri, hingga kehilangan anak-anak dan suaminya. Namun, di balik semua kesedihan itu, Sri Ningsih rupanya adalah sosok wanita tangguh yang selalu membuat orang-orang di sekitarnya terpesona dengan perilaku, kepribadian, dan kebaikannya.

Mengaduk Emosi
Di awal, cerita terasa sedikit membosankan karena baru menceritakan latar belakang dari Zaman. Namun, cerita novel ini segera menarik perhatian ketika Zaman memulai penelusurannya atas Sri Ningsih. Kisah sedih-senang satu demi satu diceritakan. Terselip pula kisah cinta asik antara Sri dengan lelaki Turki yang kemudian menjadi suaminya. Pokoknya, emosi pembaca dibawa naik turun sampai akhir cerita. Mengesankan.

Benang merah dari semua kisah Sri Ningsih juga baru terungkap di bagian akhir cerita. Waktu membaca perpindahan kehidupan Sri dari satu kota ke kota lain, ada satu pertanyaan yang belum terbayang jawabannya: kenapa Sri selalu melakukannya dengan tiba-tiba, tanpa disebutkan alasannya. Dan itu terjawab tuntas di bagian akhir cerita. Tere Liye berhasil 'menyembunyikan' benang merah cerita dengan baik sampai akhirnya 'hantu' masa lalu Sri dimunculkan kembali, demi menjawab teka-teki kpergian Sri yang selalu mendadak.

Seperti biasa, gaya bahasa Tere Liye di novel ini masih terasa, dengan pemilihan kata yang oke punya. Selain itu, bahasanya pun ringan, sehingga enak dibaca. Setelah membiarkan novel ini terbengkalai sekitar dua pekan (baru dibaca beberapa halaman lalu ditinggal karena sedikit kebosanan), akhirnya hanya butuh satu hari untuk melalap habis cerita, karena dorongan rasa penasaran akan ending-nya. Kalau ada satu hal yang ingin diprotes, itu hanyalah sampul bukunya yang bergambar sepatu. 😛

Pelajaran yang bisa dipetik dari novel Tentang Kamu ini? Ada beberapa, bagi saya:
* Jangan menganggap remeh orang hanya dari penampilan sekilas
* Teruslah belajar berbagai hal di luar bidang yang ditekuni; kalaupun tidak bermanfaat sekarang, siapa tahu akan berguna di masa depan
* Cobalah sesuatu (yang baru) meskipun itu terlihat mustahil; jikalau gagal, coba lagi. Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil
* Berbuat baik lah kepada setiap orang; kita tidak tahu kapan kita membutuhkan siapa
* Bersedih karena sesuatu yang menyakitkan itu boleh, tapi tidak perlu berlarut-larut
* Kesedihan tidak perlu ditunjukkan kepada banyak orang

Kesimpulannya, novel ini sangat worth-reading alias layak dibaca.

Saturday, 26 November 2016

SELAMAT HARI GURU!


Image result for teacher's day

Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa

Lagu Hymne Guru ciptaan Almarhum Sartono -seorang guru seni musik di kota Madiun- selalu berkumandang di setiap perayaan hari guru nasional tanggal 25 November. Mendengarnya selalu memunculkan rasa haru dan membuat mata berkaca-kaca. Seperti saat upacara peringatan hari guru Jumat lalu. Entah atas dasar apa rasa haru itu hadir. 

Bagi saya, lirik dalam lagu tersebut amatlah menyanjung jasa seorang guru yang bahkan disebut sebagai pelita dalam kegelapan. Maka lagu Hymne Guru seharusnya bisa menjadi bahan introspeksi diri: sudahkah benar-benar menjadi pelita; memberikan penerangan untuk para murid? Sudahkan memberikan yang terbaik untuk mereka sehingga layak disebut pahlawan?


Anyway, SELAMAT HARI GURU untuk seluruh 'guru' dalam kehidupan saya. Terimakasih untuk semua ilmunya. Juga SELAMAT HARI GURU untuk semua guru di Indonesia. Semoga profesi ini bisa menjadi jembatan terciptanya generasi bangsa yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia. 


P.S. By the way, emang lagu Hymne Guru sudah berubah ya liriknya di baris terakhir?

Endure the Pain

Dalam sebuah hubungan, ada waktu ketika kita harus endure the pain (menahan/menanggung rasa sakit atau tidak nyaman) karena harus menahan diri untuk tidak melakukan sesuatu dan menerima sesuatu yang mungkin tidak kita sukai dari pasangan. Dari dorama Jepang berjudul Hotaru no Hikari lah saya mendapatkan pelajaran berharga tersebut.

Drama ini mostly menceritakan tentang hubungan seorang laki-laki dewasa dengan kepribadian dan kebiasaan yang baik (Takano Seiichi); dengan seorang wanita dewasa-tapi-kekanakan (Amemiya Hotaru) yang dalam bahasa Jepang disebut dengan istilah himono-onna. Kata slang ini dipakai untuk menyebut seorang perempuan usia 20-an yang terlihat rapi dan enerjik di luar tetapi berubah 180 derajat menjadi wanita berantakan dan malas ketika di rumah.
---
Dalam menjalin hubungan, satu hal yang pasti akan dihadapi adalah perbedaan: perbedaan karakter, kebiasaan, gaya hidup, dan sebagainya. Perbedaan ini bisa memecah ataupun menyatukan, tergantung bagaimana masing-masing pasangan menyikapinya. Nah, endure the pain ini bisa menjadi salah satu cara untuk menguatkan. Berikut dua jenis endure the pain ala saya.

Mengalah
Ini adalah cara pertama yang bisa dilakukan untuk mendamaikan perbedaan. Contohnya seperti yang dilakukan oleh peran Takano -pemeran utama laki-laki di drama Hotaru no Hikari-. Dia tidak menyukai pare, makanan yang justru sangat digemari wanitanya. Dia pun mengalah dengan cara mencoba mencicipi segala jenis makanan yang berbahan dasar pare.

Memaklumi dan mengalah. Itu adalah hal yang lumrah lagi penting dalam membangun sebuah hubungan, kenapa? Karena kita tidak bisa mengubah kepribadian atau kebiasaan seseorang yang sudah terbangun sedemikian lama hanya dalam waktu sebulan dua bulan. Pun kalau kebiasaan itu adalah hal yang buruk, maka memaklumi dan mengalah pun menjadi jalan (sementara) satu-satunya. Tidak ada salahnya, kan, mengalah sebentar sembari mengusahakan perubahan?

Poin yang termasuk di dalam kategori ini adalah 'mengalahkan ego sendiri'. Mencoba (melakukan) sesuatu yang tidak kita sukai demi si dia tidaklah gampang. Ada rasa tidak nyaman yang harus dilalui. Tidak hanya mengalah, tetapi Takano Seiichi juga 'mengalahkan' egonya untuk tidak menolak mentah-mentah ide memakan makanan dengan pare di dalamnya.

Meskipun pada akhirnya nanti kita tidak berubah menjadi menyukai sesuatu yang sebelumnya kita tidak sukai, setidaknya kemauan untuk 'mencoba' sudah menghadirkan satu nilai plus di mata pasangan. Sepertinya sih gitu, ya? 😁

Memperbaiki (Diri Sendiri)
Di drama Hotaru no Hikari, akhirnya ada saatnya pula si himono onna ini berusaha memantaskan dirinya dengan memperbaiki diri, yang ternyata tidak mudah baginya. Kata orang memang, all start is difficult. Melawan kebiasaan tidak baik yang sudah terlanjur melekat sungguh bukanlah pekerjaan enteng. Di situlah letak pain yang harus kita tanggung.

Memperbaiki diri, pada dasarnya, memang wajib dilakukan. Hubungannya dengan keberlangsungan hubungan? Well, memperbaiki diri sama artinya dengan memperbaiki hubungan. Terkait dengan ini, saya jadi teringat ceramah Aa Gym yang saya dengarkan beberapa bulan yang lalu.

Jadi menurut beliau, Kita jangan terlalu fokus untuk 'mengubah' pasangan kita. Sebaliknya, fokuslah untuk memperbaiki diri, dan serahkan perubahan pasangan kita pada Dia yang Maha Mengubah segala sesuatu. Kalau masing-masing menyadari hal ini, perbaikan insya Allah lebih mudah terjadi. Luar biasa.

Jadi, demi hubungan yang layak diperjuangkan keharmonisannya, alangkah baiknya kita bersedia untuk menanggung rasa sakit sementara. Tentunya ini disertai dengan harapan akan adanya hubungan yang terus menerus membaik dari hari-ke hari; terus menjadikan diri semakin baik pula.  

Ghetto Talk

Istilah Ghetto Talk saya kenal ketika menonton film keluaran tahun 2006 berjudul Akeelah and The Bee. Film yang mengisahkan tentang perjuangan seorang anak SMP dari sekolah 'pinggiran' di kompetisi Spelling Bee, yaitu perlombaan mengeja kata-kata bahasa Inggris. Tokoh utamanya Akeelah, seorang remaja 11 tahun yang berkulit hitam. Di salah satu adegannya, pelatih Akeelah melarangnya untuk menggunakan ghetto talk. Setelah menebak-nebak, akhirnya saya memutuskan untuk mencari apa itu ghetto talk. Here we go the result.

Arti Kata
Di beberapa kamus online yang saya sambangi dan buku yang saya pakai untuk ngajar, kata ghetto diartikan sebagai 'kawasan kumuh'. Ada juga yang menyebutkan bahwa Ghetto ini mengacu pada suatu kawasan yang ditinggali oleh etnik tertentu di suatu negara; misalnya kaum African American di Amerika Serikat.

Bahasa 'Ghetto'
Dalam film Akeelah and the Bee, tokoh yang berkulit hitam menggunakan ragam bahasa Inggris yang agak berbeda dalam dialognya. Dan rupanya, itu yang disebut Ghetto Talk. Contoh kalimatnya seperti ini: "Ain't you got no job?" dan "l ain't doin' no more spelling bees". Dalam bahasa Inggris yang biasa dipakai, kalimat tersebut salah secara grammar (tata bahasa), karena menggunakan dua unsur negatif.

Penjelasannya begini. Akeelah ingin mengatakan "Aku tidak ingin melakukan spelling bee lagi. Nah, di kalimat yang diucapkannya, ada dua unsur negatif (ain't dan no), yang seharusnya akan menjadikan kalimatnya menjadi positif "Aku mau melakukan spelling bee lagi". "Normal'nya, untuk mengatakan tidak lagi, kita akan memakai kata 'anymore'. Jadi, kalimatnya Akeelah tadi berubah menjadi "I don't want to do spelling bee anymore'.

Menurut Urbandictionary, Ghetto Talk memang diartikan sebagai ragam bahasa 'slang', yaitu variasi bahasa yang digunakan kelompok tertentu. Di buku African American Slang: Linguistic Description, disebutkan bahwa Ghetto Talk mengacu pada ragam bahasa yang dipakai oleh penduduk Amerika keturunan Afrika. Intinya, sebenarnya ada banyak pengertian atau deskripsi dari kata Ghetto ataupun Ghetto Talk sendiri.

Apa karakteristik dari Ghetto Talk?
Melihat dari contoh-contoh percakapan di film Akeelah and the Bee dan beberapa contoh kalimat dari beberapa website yang saya datangi, setidaknya ada tiga hal yang menjadi karakteristik Ghetto Talk ini.

Pertama, ejaan yang berbeda. Contohnya, kata 'your' yang hanya dituliskan yo' atau kata 'that' yang berubah menjadi dat. Ada pula kata kerja berakhiran 'ing' yang seringkali dihilangkan huruf 'g'nya; doing menjadi doin'.

Kedua, 'penyusutan' penulisan dari gabungan kata. Beberapa di antaranya sudah diterima dan digunakan oleh kalangan luas. Misalnya, 'want to' yang disingkat menjadi 'wanna', atau 'going to' yang disusutkan menjadi 'gotta'.

Ketiga, tata bahasa dan kosakata yang berbeda. Contohnya adalah kata ain't yang bahkan bisa dipakai oleh subjek apa saja. Kata ini bisa menggantikan posisi don't, doesn't, isn't, am not, dan bentuk negatif lainnya. Contoh lain yang masih terngiang dari film Akeelah adalah 'who that' yang seharusnya adalah 'who is that'. Ada pengabaian kaidah tata bahasa di sini.

Yah begitulah hasil dari membaca sana sini yang pastinya masih kurang memuaskan. Masih buanyaak sumber di luar sana yang harus dibaca untuk menggenapi pemahaman tentang istilah Ghetto Talk ini. Menarik untuk dijadikan bahan bacaan waktu luang.

Sunday, 20 November 2016

Reminiscence: Pizza Mi

Saat hujan seharian ahad pekan kemarin, suami meminta dibuatkan makanan. Maklum, hawa yang dingin membuat perut terasa lebih mudah lapar. Saya pun mengusulkan untuk membuat pizza mi; makanan yang relatif sangat mudah dibuat.

Ngomong-ngomong soal pizza mi; saya baru mengenalnya saat masih duduk di sekolah menengah atas (kalau tidak salah). Saat itu, mamak (ibu-red) saya mendapat resep diversifikasi makanan dari pertemuan ibu-ibu PKK. Beliau pun mempratekkannya di rumah; dengan bermodal telur, mi instan, dan irisan cabe besar. Bagi saya yang belum tahu bentuk dan rupa pizza di waktu itu, pizza mi sudah menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Ketika kuliah, makanan ini pun mempunyai histori sendiri, karena keberadaannya yang menyatukan kami anak-anak kos. Disantap bersama nasi dan ikan asin, pizza mi kami terasa sangat nikmat. Mungkin karena perut lapar dipadu dengan kebersamaan dengan kawan seperjuangan 😄

Nah, kali ini, untuk pertama kalinya, saya menuliskan resep pizza mi yang saya buat.

(Untuk 8 potong pizza mie yang cukup tebal)
Bahan-bahan:
2 bungkus mi instan
2-3 butir telur ayam
1/2 wortel ukuran sedang, iris kotak kecil atau parut
1/2 paprika (he likes it so much), potong persegi kecil
2 lembar daging asap, iris persegi
Keju parut secukupnya

Cara membuat:
1. Rebus mi instan hingga matang atau setengah matang, tiriskan
2. Campurkan telur, wortel, paprika, daging asap, dan keju.
3. Tambahkan satu paket bumbu mi instan; aduk rata
4. Masukkan mi yang sudah direbus, aduk hingga semua tercampur sempurna
5. Panaskan minyak pada teflon
6. Tuangkan seluruh adonan ke dalam teflon
7. Masak hingga matang dan berwarna kecoklatan, angkat
8. Iris-iris, sajikan dengan saus sambal atau cabai rawit


Mudah sekali, bukan?
This is it!

Sunday, 13 November 2016

411: Memetik Hikmah

Sudah seminggu berlalu, tetapi demo tanggal 4 November lalu masih menyisakan diskusi panjang, semangat yang (masih terus) menyala, seiring dengan ocehan dari mereka yang memiliki pendapat berbeda. Sebagai seorang muslim, sikap saya jelas: mendukung aksi damai muslim Indonesia dan mendukung proses penyelidikan bapak gubernur Jakarta yang ucapannya sudah menyinggung hati rakyat muslim Indonesia.

Tetapi tulisan kali ini tidak akan membahas tentang apakah benar itu penistaan agama, atau tentang bapak presiden yang tidak mau menemui rakyatnya ketika demo.

Baru tadi siang, akhirnya sempat menonton video saat Aa Gym berbicara di acara ILC TvOne. Satu hal yang beliau ingin tekankan adalah: jangan sampai kita hanya membicarakan dan atau berdebat tentang masalah (penistaan agama) terus; karena ada yang lebih penting (selain mencari solusi terbaik dan teradil), yaitu mengambil hikmah daripadanya.

Dari peristiwa 'menggemparkan' berujung aksi 411 ini, ada 2 hikmah yang bisa dipetik, setidaknya untuk diri saya sendiri:

Bijak dalam berbicara
Berbicara, apalagi di depan umum, memerlukan kehati-hatian. Jika tidak, jangan-jangan kita nanti merugikan orang lain; entah itu menyinggung perasaan, membuat marah, menyakiti hati, dan sebagainya. Ada yang bilang mulutmu harimau-mu; yang berarti apa yang kita ucapkan bsa berakibat tidak baik bahkan untuk diri kita sendiri. Memang bener, sih. Dibuktikan oleh bapak gubernur Jakarta. Kalimatnya yang hanya seutas, tapi karena melampaui batas, berdampak masif.

Oleh karena itu, biasakan untuk pikir-pikir dahulu sebelum bicara. Jika ingin bicara, pilihlah kata-kata yang baik. Jikalau tidak ketemu kata yang baik, maka lebih baik redam dulu keinginan untuk berbicara-nya. Mencegah (ngomong salah) lebih baik daripada mengobati (sakit hati orang yang mendengar omongan), bukan?

Tetap berkepala dingin
Dengan kondisi yang 'memanas' kemarin, semua orang harus pandai-pandai 'mendinginkan' kepala agar tidak tersulut untuk mengeluarkan pernyataan yang tidak baik atau tindakan yang merugikan. Ya, ini berlaku untuk semua orang; baik yang sependapat maupun yang berbeda pendapat. Kalau termasuk yang sependapat, maka tidak perlulah menghujat dengan kata-kata kasar. Kalau tidak sependapat, maka tidak perlu pula nyinyir mengomentari.

Well, kembali lagi ke konsep bahwa selalu ada hikmah di balik peristiwa. Apapun hikmahnya, semoga kita termasuk orang yang naik derajatnya karena bisa mengambil hikmah dan kemudian menjadikannya bahan untuk memperbaiki diri.

Thursday, 10 November 2016

JANGAN JADI GURU

Menjadi guru tidaklah cukup hanya bermodalkan pengetahuan yang akan disampaikan kepada murid; there are a lot more. Tulisan di bawah ini dibuat berdasarkan pengalaman (semacam curhat) dan hasil membaca buku.

JANGAN jadi guru, kalau TIDAK:

1.    (Berlatih) Sabar
Pekerjaan menjadi guru bukanlah hal yang mudah, walaupun menyenangkan di sisi lainnya. Seorang guru seharusnya sabar; atau setidaknya belajar menjadi orang yang sabar. Kenapa? Karena ada banyaaak sekali jenis murid yang mungkin akan ditemui. Kemungkinannya nyaris nol persen untuk bisa mendapatkan murid yang kesemuanya menyenangkan untuk diajar.

Terlebih jika yang diajar adalah kalangan anak-anak usia SD, pastilah lebih menantang. Mereka punya tingkah laku yang terkadang lucu tapi tak jarang juga menguji kesabaran gurunya.

Remaja dengan pemikiran kreatif dan kritis mereka pun bisa menjadi tantangan untuk kesabaran guru, lho. Misalnya, mereka mendebat apa yang kita sampaikan, ngeyel karena keukeuh dengan pendapat mereka sendiri, dan sebagainya.

2.    (Berusaha) Kreatif
Seiring berjalannya waktu, tuntutan murid akan pengajaran yang menyenangkan juga turut berkembang. Kalau dulu, misalnya, mengajar cukup dengan duduk manis dan model ceramah; maka di masa sekarang, that will be dead boring. Oleh karena itu, guru harus berlatih menjadi kreatif untuk menyajikan materi pembelajaran supaya murid merasa senang dalam belajar; tidak membosankan.

Bagaimana cara menjadi kreatif? Di era modern sekarang, lebih mudah bagi guru meningkatkan kreativitas mereka dalam mengajar. Tersedia banyak ide-ide yang bertebaran di internet; yang bisa diambil secara gratis. Syaratnya hanyalah melulangkan waktu untuk banyak membaca dan mempraktekkan ide-ide baru dalam mengajar.   

3.    (Mau) Terus Belajar
Ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu; yang dulu benar belum tentu masih relevan di waktu sekarang; kecuali tentang agama-tentu saja. Jadi, guru pun harus terus memperbaharui stok pengetahuannya. Ini adalah sebuah keharusan.

Selain itu, murid sekarang cenderung lebih kritis. Seringkali mereka melontarkan pertanyaan bagus yang mungkin tidak selalu bisa dijawab oleh guru. Meskipun guru memang tidak harus selalu bisa menjawab, banyak belajar setidaknya akan membantu guru di beberapa situasi semacam ini. Minimal, guru mempelajari materi baru yang akan disampaikan kepada muridnya.

4.    Open Minded
Berpikiran terbuka; dalam hal ini, guru mesti siap menerima kritik dan saran dari berbagai pihak, terutama murid yang diajarnya. Karakter open minded ini akan menjadikan guru lebih lapang dalam menerima kritik yang ditujukan kepadanya, lebih sabar mendengarkan pendapat yang berbeda atau bahkan debat dari muridnya.

Keempat hal di atas tentunya tidak bisa dimiliki seorang guru dalam waktu sekejap saja. Akan perlu waktu. Namun, selama apapun waktu yang dibutuhkan, ada hal yang lebih penting, yaitu niat dan usaha untuk terus mengembangkan diri.


#Salam hormat saya untuk seluruh guru di dunia.

Sunday, 6 November 2016

Still Alive? Be Thankful!

When you wake up late one morning
When you don't have the chance to grab a bite of your breakfast
When you get stuck in traffic jam on your way to school or office
When you feel that everything doesn't go smoothly as you expect
When you're really beat at the end of the day
And for worse, you feel you don't do enough that day

You might feel that day sucks
Cause everything seems very wrong
And you are feeling useless after all

However, as long as you're still alive, won't it be enough to thank God for this day?

Image result for being grateful for being alive quotesOnce, in one night, I asked one of my students to talk about her day. I do that each time we meet before starting the lesson. She just said; nothing special. I asked if there was something positive from her day and surprisingly, she said nothing (again). "How bad was your day?" I asked silently. When I didn't get any satisfying answer, I started to ask this kind of question: "What about your being alive? The breath that you still take? Isn't that enough to make you feel a day is good?" She smilingly nodded and say "Yeah, ms. That's right".

Sometimes, we feel that we have such a bad day that we cannot find the positive side of it. Whenever we feel that way, actually we just need to remember one thing: still being alive on that day is already a positive point. Knowing that we might have time to do things better is another blessing we should be grateful for.

Being alive. Many of us sometimes forget to appreciate the chance of being alive.In fact, that is the biggest thing we should probably be thankful for, each and every day.

Thursday, 3 November 2016

Kesan Pertama: (Don't) Judge a Book by It's Cover


Don't judge a book by its cover. Jangan menilai orang hanya dari penampilan luarnya saja.
Ungkapan ini sudah sangat populer di kalangan banyak orang, dan sudah dianggap benar. Tapi kali ini, saya ingin bilang bahwa terkadang, hasil judge a book by its cover bisa jadi kesan pertama yang benar-benar mewakili karakter asli seseorang. Yang dimaksud dengan cover di sini ada dua: tingkah laku dan penampilan fisik.

Adalah pengalaman dan pengetahuan yang sudah kita punya sebelumnya, atau background knowledge istilahnya; yang membantu kita menyusun sebuah kesan pertama dari orang asing yang baru kita temui.

Memang sih, kita tidak bisa -bahkan tidak boleh- menilai baik buruknya seseorang hanya berlandaskan kesan pertama. Apalagi, seburuk-buruknya orang pasti ada sisi baiknya biarpun sedikit. Tetapi dengan pengalaman dan pengetahuan yang kita punya, setidaknya kita bisa menilai 'permukaan' dari karakter seseorang.

Contoh. Pernahkah bertemu dengan seseorang pertama kali tapi kita sudah merasa nyaman untuk ngobrol atau bahkan percaya untuk menitipkan barang-barang kita? Atau sebaliknya, baru pertama ketemu tapi langsung nggak pengen ketemu lagi karena melihat perilakunya? Nah, itu adalah saat pengetahuan dan pengalaman kita bekerja.

Misalnya, dulu pernah bertemu dengan orang yang tidak memberi sepeser senyum pun ketika pertama bertemu, dan ternyata orangnya memang tidak ramah. Pengalaman ini yang sedikit banyak akan mempengaruhi anggapan kita terhadap orang baru lainnya yang berperilaku sama.

Bagaimana dengan pengetahuan? Gampangnya begini, kita mengetahui bahwa salah satu tanda orang yang ramah adalah senyum. Oleh karena itu, ketika menjumpai seseorang tanpa senyum di pertemuan pertama, sisi pengetahuan akan membisikkan pada kita 'orang ini nggak ramah'.

Penampilan Fisik
Bagaimana dengan penampilan fisik seseorang? Menilai hanya dari penampilan sungguh tidak adil, memang. Tapi, bagaimanalah kita akan menilai hati seseorang kalau baru sekali kita bertemu? Maka tampilan luar seperti baju yang dipakai, make up, dan semua yang tampak; menjadi salah satu komponen yang kita pakai untuk menentukan kesan pertama pada seseorang. Orang yang memakai pakaian dan berambut tidak rapi sudah otomatis memunculkan kesan 'berantakan', dan sebaliknya.

Saya sendiri percaya bahwa kepribadian; yang tidak terlihat kasat mata; akan sedikit-banyak tercermin pada penampilan fisik seseorang. Tentunya, sekali lagi, ini tidak bisa diberlakukan sama untuk semua orang. Tidak berlaku pula bagi orang yang mau tipu-tipu lewat tampilan yang oke tapi hati nggak oke.

Kesimpulannya, judge a book by its cover seringkali terjadi di pertemuan pertama, yang menghasilkan kesan pertama. Kesan ini bisa jadi benar, karena didasarkan pada pengalaman sebelumnya dan pengetahuan yang dimiliki. Tapi, ada baiknya kita tidak berhenti dengan penilaian berdasar cover di pertemuan pertama. Terutama jika kita akan berinteraksi dengan orang tersebut dalam waktu yang lama.
Akan tetapi, kita juga harus berhati-hati supaya kesan pertama yang kita ciptakan tidak menjadi bumerang untuk diri sendiri. Caranya? Terus memperbaiki diri; karena itulah yang akan tercermin dalam perilaku maupun penampilan kita.

Tuesday, 1 November 2016

You Are NOT Lazy



Menemukan quote di atas dari laman Facebook beberapa bulan yang lalu dan tertarik dengan isinya. Alhasil, gambar ini nongkrong jadi wallpaper laptop selama lebih dari satu bulan. Biasanya, saya akan meminta beberapa murid untuk menerjemahkan dan memaknai quote di wallpaper. 

"Kamu tidaklah malas. Kamu hanya sedang lelah. Mungkin tidak memiliki cukup banyak tujuan yang bermakna.
Beristirahatlah sejenak, kemudian mulailah untuk bermmpi lagi. 
Tetapkan rencana, ingat kelebihan dan kekuatanmu, bergeraklah dengan penuh semangat dan cinta;
dan semua akan baik-baik saja."

Mungkin di antara kita sering memberi cap 'anak malas' pada orang lain atau bahkan diri sendiri. Seringkali pula, energi kita menurun pada suatu waktu, yang memunculkan rasa malas; yang normal terjadi. Menurut quote di atas, sebenarnya orang yang terlihat malas itu tidaklah malas. Mereka hanya tidak memiliki cukup tujuan dan mimpi yang jelas, yang bisa menuntun arah jalan mereka. 

Kenapa bisa begitu? Karena mimpi dan tujuan yang jelas akan memotivasi kita melakukan sesuatu dengan bersemangat. Setidaknya, kita jadi tahu apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, sehingga tidak ada waktu bermalas-malasan. Ibarat naik mobil; jika kita tidak mengetahui hendak kemana, tentu perjalanan kita menjadi tidak jelas.

That's why, kalau sudah mulai merasa kehilangan arah, malas melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, coba periksa kembali daftar target atau mimpi-mimpi yang sudah pernah dirancang. Siapa tahu bisa menjadi energi untuk kembali bersemangat.

Sunday, 30 October 2016

Emosi Bukan Solusi

Di perjalanan enam hari yang lalu, melihat sebaris tulisan ini "Emosi Bukan Solusi". Bukan di baliho ataupun spanduk, tetapi di badan kendaraan umum. Yak, kata emosi memang tidak terpisahkan dari dunia lalu lintas. Nggak heran, tulisan semacam tadi ditempel di badan kendaraan. Mungkin si penempel meniatkannya untuk syiar kebaikan? 

Sebelum masuk ke inti tulisan, mari seragamkan dulu pengertian dari kata emosi. Dari KBBI online, kata 'emosi' mempunyai beberapa arti:

 emosi/emo·si/ /émosi/ n 1 luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3 cak marah; -- keagamaan getaran jiwa yang menyebabkan manusia berlaku religius;

Kata emosi di tulisan ini berarti "marah", yang pemakaiannya berada di ranah informal, yaitu ragam bahasa percakapan ('cak' di pengertian di atas berarti percakapan-red).

Seringkali di dalam perjalanan hidup, kita dihadapkan pada situasi yang membuat api amarah tersulut; entah itu di rumah, di sekolah, tempat kerja, bahkan di jalanan. Penyebabnya pun banyak, dari hal-hal sepele hingga permasalahan level tinggi. Terkadang, emosi ini bisa dikendalikan, tetapi tidak jarang juga tersalurkan dalam bentuk ucapan atau tindakan -yang biasanya- tidak baik. 

Emosi bukanlah solusi. Marah saja memang tidak bisa menyelesaikan masalah. Sepakat sekali dengan frase ini. Alih-alih,ia justru akan menimbulkan masalah baru; minimal memberikan satu dampak negatif untuk orang yang emosi atau orang-orang di sekitarnya. 

Contoh: ketika di jalan, kaca spion berubah arah karena tersambar kendaraan dari belakang. Rugi kah kita? Tentu rugi kalau kemudian spion menjadi longgar dan tidak bisa berfungsi seperti semula. Dalam situasi ini, jika kita emosi dan meluapkannya dengan cara memaki atau berteriak kepada si penyambar, apakah masalah selesai? Tidak. Yang ada, kita mengeluarkan energi yang tidak perlu. Di samping itu, kata-kata kasar dari mulut kita akan terdengar di telinga mereka yang seharusnya tidak perlu mendengarnya. Malah bisa membuat mereka ikutan emosi. Merugikan orang lain, dong, kita?

Tapi kan, kalau kita marahin, si orang akan sadar? Kalau ada pernyataan semacam ini, gampang jawabannya: menyadarkan orang tidak melulu harus pakai marah, kan?

Yaaa..itu sih secara teori ya. Haha J. Sometimes it's not that easy untuk mengendalikan emosi dalam diri kita, terlebih jika kondisi psikis dan fisik sedang tidak mendukung (misalnya sedang dalam keadaan lelah atau terburu-buru). Tetapi, tidak ada salahnya mencoba. Akan butuh waktu, pastinya.

Kalau kita sudah berniat untuk mengelola emosi, berlatih untuk tidak meluapkan amarah di tempat kejadian perkara dengan cara yang tidak baik; maka suatu saat nanti mungkin kita bisa merasakan kedamaian yang melapangkan dada. Kita bisa tersenyum ikhlas saat ada yang menyalahi kita dengan sengaja atau tidak. Indah, bukan? 

#salamDamai
Even the cute Minnie doesn't look cute when she's angry
cliparts.co

5.50 PM: Menikmati Waktu

Di kala senja menjelang azan magrib, Beberapa orang sudah menikmati waktu di rumah, Beberapa masih berjuang mengendarai motor atau mobil...